LK
3.1 Menyusun Best Practice Aksi 1
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)
Menggunakan Metode STAR
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Murid dalam Pembelajaran
Lokasi |
SDN
5 Cangkuang |
Lingkup
Pendidikan |
Sekolah
Dasar |
Tujuan
yang Ingin Dicapai |
PPL
Aksi ke-1 Meningkatkan
keaktifan peserta didik dalam bertanya, mengemukakan pendapat dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL), berbantuan media video
pembelajaran. |
Penulis |
Halimah
Sya’idah, S.Pd. |
Tanggal |
12
Oktober 2022 |
Situasi: Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggungjawab anda dalam praktik ini. |
Pembelajaran
yang dilaksanakan di SDN 5 Cangkuang terbiasa dengan pembelajaran yang
bersifat pasif, peserta didik jarang sekali diberi kesempatan untuk bertanya
atau mengemukakan pendapat. Selain itu, jumlah peserta didik pada tingkat
sebelumnya sangat melebihi dari kapasitas jumlah pesrta didik seharusnya,
yaitu 57 dalam satu kelas sehingga guru merasa kesulitan untuk memfasilitasi
aktifitas tersebut. Peserta didik pun sudah merasa nyaman dengan pola yang
diberikan, yaitu peserta didik hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas dari
guru secara tertulis. Adapun
kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya keaktifan peserta didik
dalam bertanya atau mengemukakan pendapat yaitu: 1. Malu 2. Takut
jika jawaban salah 3. Kurangnya
rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu informasi Praktik
ini penting dibagikan karena: 1. Penerapan
model Problem Based Learning termasuk salah satu medel yang inovatif
yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik selama pembelajaran. 2. Pembelajaran
berbasis IT dapat meningkatkan antusiasme dan rasa ingin tahu peserta didik
terhadap masalah yang dihadapi. 3. Penerapan
model Problem Based Learning berbasis IT bisa dijadikan referensi bagi
pendidik untuk menggunakannya dalam meningkatkan keaktifan peserta didik
dalam bertanya atau mengemukakan pendapat. Peran
dan tanggungjawab saya dalam praktik ini: 1. Memperoleh
bimbingan dari dosen dan guru pamong dalam pembuatan perangkat pembelajaran
agar dapat menyelesaikan permasalahan, yaitu rendahnya keaktifan peserta
didik dalam bertanya atau mengemukakan pendapat. 2. Berdiskusi
secara aktif baik syncronus atau asyncronus dengan dosen dan
guru pamong serta rekan kelompok PPG dalam pembuatan perangkat pembalajaran
serta dalam pelaksanaan aksi agar keaktifan peserta didik dalam bertanya atau
mengemukakan pendapat dapat meningkat. 3. Mendapat
penilaian dan penguatan dari dosen dan guru pamong. 4. Melaksanakan
kegiatan PPL di SDN 5 Cangkuang. 5. Melaporkan
hasil kegiatan PPL dengan mengupload video ke LMS dan mendapat penilaian dari
dosen dan guru pamong. |
Tantangan: Apa
saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat? |
Tantangan
untuk mencapai tujuan meningkatkan keaktifan peserta didik dalam bertanya
atau mengemukakan pendapat berasal dari dalam diri guru (internal) dan dari
luar guru (eksternal). Tantangan
dari dalam diri guru di antaranya: 1. Belum
bisa menyediakan media pembelajaran yang bersifat langsung dan bisa
dipraktikkan oleh peserta didik. 2. Kemampuan
dalam mengelola kelas belum terkuasai guru. Tantangan
dari luar diri guru di antaranya: 1. Rendahnya
dukungan dan motivasi dari orang tua terkait keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran. 2. Kurang
percaya dirinya peserta didik terhadap kemampuan yang dimiliki. Pihak
yang terlibat: 1. Saya
sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam
mengatasi permasalahan dan meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. 2. Peserta
didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian. 3. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL. 4. Guru
kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran. 5. Guru
kelas I dan III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses
pembelajaran. 6. Dosen
dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL. 7. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama
kegiatan PPG. 8. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran
pembelajaran. |
Aksi: Langkah-langkah
apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang
digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat/apa asaja sumber daya
atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini. |
Berdasarkan
permasalahan yang dihadapi guru, kajian literatur, wawancara yang dilakukan
kepada rekan sejawat, kepala sekolah, dan pakar pendidikan, maka
langkah-langkah , strategi dan proses yang dilakukan yaitu: 1. Mengerjakan
semua tugas yang terdapat di dalam LMS dengan bimbingan dosen dan guru pamong
yang terdiri dari: a. Mengidentifikasi
masalah yang dihadapi di kelas. b. Menganalisis
masalah yang telah diidentifikasi. c. Mengeksplorasi
penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur dari berbagai sumber, baik
dari modul, jurnal dan hasil wawancara dari berbagai pihak. d. Mencari
akar penyebab masalah dari hsil eksplorasi masalah. e. Menganalisis
akar penyebab masalah. f.
Mengeksplorasi alternatif solusi
dari masalah yang akan diselesaikan dengan melakukan kajian literatur. g. Menganalisis
alternatif solusi. h. Mengeksplorasi
alternatif solusi. i.
Memilih solusi yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi. j.
Menganalisis penentuan solusi. k. Menganalisis
alternatif solusi. l.
Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang sesuai dengan alternatif solusi berbasis TPACK. m. Membuat
bahan ajar yang dapat menarik peserta didik. n. Membuat
media pembelajaran yang inovatif. o. Membuat
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). p. Membuat
instrument penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. q. Membuat
rencana evaluasi dan refleksi berupa angket peserta didik, lembar observasi, lembar
wawancara, artefak hasil penilaian. r.
Melaksanakan kegiatan aksi sesuai
dengan perangkat aksi yang telah direncakan disetiap aksinya. s. Melakukan
perekeman baik melalui zoom ataupun kamera handphone. t.
Melakukan kegiatan aksi yang
langsung disaksikan oleh dosen dan guru pamong melalui zoom (sit in)
dengan durasi waktu 15-20 menit. u. Melakukan
editing video pembelajaran menjadi 15 menit. v. Mengunggah
video full dan video yang telah
diedit. w. Melakukan
refleksi dari aksi yang telah dilakukan. x. Mempresentasikan
hasil refleksi dan menayangkan video yang telah diedit saat zoom refleksi. y. Memperoleh
bimbingan dan penilaian dari dosen dan guru pamong untuk pelaksanaan aksi dan
refleksi. z. Melakukan
kegiatan kolaborasi dan diskusi dengan rekan-rekan mahasiswa PPG kelompok 4
baik melalui LMS ataupun Whatsapp. 2. Untuk
menghadapi tantangan pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik, guru harus cerdik dalam menentukan model
pembelajaran dan materi yang akan disampaikan dalam mengatasi permasalahan
rendahnya keaktifan peserta didik dalam bertanya dan mengemukakan pendapat.
Selain itu, agar setiap peserta didik dapat terlibat langsung maka guru
mengelompokkan peserta didik secara heterogen agar bisa membangkitkan
keinginan peserta didik untuk aktif selama pembelajaran. 3. Untuk
menghadapi tantangan pembuatan bahan ajar yang kurang menarik, guru membuat
sendiri bahan ajar yang akan disampaikan. Bahan ajar dibuat sendiri agar
materi dan tujuan yang ingin dicapai dapat sesuai. Selain itu, guru
menyajikan gambar, cerita dan warna yang lebih menarik dalam pembuatan bahan
ajar. 4. Untuk
menghadapi media pembelajaran yang kurang inovatif, guru menggunakan video
dalam pembelajaran agar bisa menarik minat peserta didik dan menyajikan
permasalahan dalam bentuk video pula agar bisa secara kritis ditanggaapi oleh
peserta didik. 5. Untuk
menghadapi tantangan penggunaan teknologi sebagai sarana belajar, guru
menggunakan teknologi berupa laptop, projector, dan speaker. 6. Untuk
menghadapi tantangan dalam penilaian, guru melakukan penilaian yang
menyeluruh terhadap peserta didik baik dalam penilaian kognitif, afektif dan
psikomotor. Tak lupa, disertakan pula instrument dan rubrik penilaian dari
setiap aspeknya. 7. Untuk
mengatasi permasalahan murid yang malu dan tidak percaya diri akan
kemampuannya, pembelajaran dibuat agar peserta didik selalu mendapat
perhatian dan apresiasi sekecil apapun tindakan positif peserta didik. 8. Untuk
mengatasi keterbatasan teknologi, guru meminjam sarana ke luar sekolah. Pihak-pihak
yang terlibat dalam kegiatan PPL: 1. Saya
sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam
mengatasi permasalahan dan meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. 2. Peserta
didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian. 3. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL. 4. Guru
kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran. 5. Guru
kelas I dan III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses
pembelajaran. 6. Dosen
dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL. 7. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama
kegiatan PPG. 8. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran
pembelajaran. Sumber
daya yang digunakan dalam kegiatan PPL: 1. buku
dan artikel mengenai model pembelajaran inovatif, yaitu Problem Based
Learning. 2. Buku
guru kelas IV SD. 3. Buku
peserta didik kelas IV SD. 4. Bupena
kelas IV. 5. Laptop. 6. Projector. 7. Speaker. 8. Kabel
terminal. 9. Tripod. 10. Printer. 11. Jaringan
internet. 12. Alat
tulis kantor (ATK). |
Refleksi
Hasil dan Dampak Bagaimana
dampak dari aksi dan Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya
efekstif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait
dengan strategi yang dilakukan, apa yang menjadi factor keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut? |
Dampak
dari Langkah-langkah yang telah dilakukan pada aksi 1: 1. Penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran
berhasil meningkatkan keaktifdan peserta didik dalam bertanya atau
mengemukakan pendapat. Hal ini dapat dilihat hasil angket kepada peserta
didik. 85% peserta didik merasa puas dengan pembelajaran yang telah dilakukan
dan antusiasme serta rasa keingintahuan peserta didik juga baik. 2. Penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran
berhasil meningkatkan aspek spiritual, sikap sosial, kognitif dan psikomotor
peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sikap spiritual yang didapatkan
rata-rata sangat baik, sikap social baik, aspek kognitif rata-ratanya adalah
83 dan aspek psikomotor memperoleh presentase 75% dengan kategori baik. Respon
orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan: 1. Guru a. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan oleh rekan sejawat dengan penerapan model Problem
Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran dapat menyelesaikan
permasalahan rendahnya keaktifan peserta didik dalam bertanya atau
mengemukakan pendapat, guru mendapatkan presentase 83% dengan kategori baik
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. b. Berdasarkan
hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan sudah inovatif, berbeda dari pembelajaran sehari-hari. Guru
sudah mampu membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD dan lembar
penilaian serta menggunakan teknologi dalam pembelajarannya. Hal ini tentu
saja mampu meningkatkan kekaktifan peserta didik dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat. 2. Peserta
didik Hasil
angket peserta didik diperoleh hasil yang sangat memuaskan yaitu 85% peserta
didik senang mengikuti pembelajaran yang dilakukan. Factor
keberhasilan 1. Penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) dengan mengelompokkan peserta didik
secara heterogeny dapat membantu peserta didik lainnya aktif dalam
pembelajaran. 2. Media
berbasis teknologi jarang digunakan sehingga antusiasme pserta didik sangat
tinggi dalam mengikuti pembelajaran. 3. Dosen
dan guru pamong yang selalu memberikan bimbingan selama pembuatan rencana
aksi dan pelaksanaan aksi. 4. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang selalu memberikan saran dan motivasi selama
kegiatan berlangsung. 5. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang yang selalu memberikan arahan dan dukungan dalam
melaksanakan kegiatan PPL. 6. Guru
kelas I SDN 5 Cangkuang yang membantu dalam perekaman video. 7. Murid
kelas IV A SDN 5 Cangkuang yang mengikuti kegiatan pembelajaran selama aksi
berlangsung. 8. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan projector sehingga pembelajaran
berbasis IT dapat berlangsung. Dan 9. Keluarga
yang selalu mendukung dan memberikan do’a. Factor
ketidakberhasilan 1. Kurang
focus terhadap instruksi dosen dan guru pamong saat pembelajaran. 2. Tidak
ada operator selama pembelajaran berlangsung. 3. Handphone
yang
digunakan untuk komunikasi dengan dosen sama dengan yang digunakan untuk
merekam. Ketika dosen menghubungi, perekaman terhenti. 4. Zoom
untuk sit in dipin, dosen dan guru pamong tidak terlihat dalam rekaman
zoom. Pembelajaran
dari keseluruhan proses: 1. Penggunaan
model pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan keaktifan peserta didik
dalam bertanya atau megemukakan pendapat. 2. Penggunaan
media berbasis teknologi dapat meningkatkan antusiasme peserta didik dalam
mengatasi rendahnya keaktifan peserta didik dalam bertanya atau megemukakan
pendapat. 3. Guru
harus bisa menguasai keterampilan mengelolan kelas dengan baik. 4. Media
pembelajaran harus bervariatif, ada yang digunakan secara langsung oleh
peserta didik atau hanya dilihat saja. |
LK
3.1 Menyusun Best Practice Aksi 2
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)
Menggunakan Metode STAR
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Murid dalam Pembelajaran
Lokasi |
SDN
5 Cangkuang |
Lingkup
Pendidikan |
Sekolah
Dasar |
Tujuan
yang Ingin Dicapai |
PPL
Aksi ke-2 Meningkatkan
daya ingat peserta didik terhadap suatu materi ajar dengan menggunakan model Project
Based Learning (PjBL), berbantuan media sampah organic dan non organik |
Penulis |
Halimah
Sya’idah, S.Pd. |
Tanggal |
26
Oktober 2022 |
Situasi: Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggungjawab anda dalam praktik ini. |
Kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan akan berpengaruh terhadap hasil belajar dan
daya ingat peserta didik. Pembelajaran yang bermakna akan tersimpan dalam long
term memory peserta didik dan ini akan membuat hasil belajar peserta
didik lebih bagus. Sebaliknya, jika pembelajaran yang dilaksanakan kurang
bermakna maka pembelajaran yang diterima peserta didik akan tersimpan secara
otomatis dalam short term memory. Tentu saja hal ini akan berpengaruh
pada hasil belajar yang kurang memuaskan dan peserta didik akan mudah lupa
terhadap materi yang telah diajarkan karena pembelajaran tidak meninggalkan
kesan yang baik sehingga akan tertumpuk oleh kesan-kesan lainnya yang lebih
menarik bagi peserta didik.
Adapun
kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya daya ingat peserta
didik terhadap suatu materi ajar: 1. Pembelajaran
hanya bersifat satu arah. 2. Pembelajaran
yang dilakukan kurang bermakna bagi peserta didik. 3. Peserta
didik tidak mengulang kembali materi yang sudah diajarkan. 4. Tertumpuk
dengan materi lainnya. 5. Materi
yang tersimpan oleh peserta didik hanya pada short term memory. 6. Peserta
didik tidak memperhatikan materi secara maksimal.
Praktik
ini penting dibagikan karena: 1. Penerapan
model Project Based Learning termasuk salah satu medel yang inovatif
yang dapat meningkatkan daya ingat peserta didik trehadap materi yang
diajarkan. 2. Pembelajaran
berbasis IT dapat meningkatkan antusiasme dan rasa ingin tahu peserta didik
terhadap masalah yang dihadapi. 3. Pembelajaran
yang dilakukan berbasis proyek sehingga peserta didik akan mengingat
aktifitas yang ada di dalamnya. 4. Pembelajaran
berbasis proyek yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta
didik lebih antusias dan rasa ingin tahunya pun semakin tinggi. 5. Penerapan
model Project Based Learning berbasis IT bisa dijadikan referensi bagi
pendidik untuk menggunakannya dalam meningkatkan daya ingat peserta didik.
Peran
dan tanggungjawab saya dalam praktik ini: 1. Memperoleh
bimbingan dari dosen dan guru pamong dalam pembuatan perangkat pembelajaran
agar dapat menyelesaikan permasalahan, yaitu rendahnya daya ingat peserta
didik terhadap materi yang telah diajarkan. 2. Berdiskusi
secara aktif baik syncronus atau asyncronus dengan dosen dan
guru pamong serta rekan kelompok PPG dalam pembuatan perangkat pembalajaran
serta dalam pelaksanaan aksi. 3. Mendapat
penilaian dan penguatan dari dosen dan guru pamong. 4. Melaksanakan
kegiatan PPL di SDN 5 Cangkuang. 5. Melaporkan
hasil kegiatan PPL dengan mengupload video ke LMS dan mendapat penilaian dari
dosen dan guru pamong. |
Tantangan: Apa
saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat? |
Tantangan
untuk mencapai tujuan meningkatkan daya ingat peserta didik berasal dari
dalam diri guru (internal) dan dari luar guru (eksternal). Tantangan
dari dalam diri guru di antaranya: 1. Kemampuan
dalam mengelola kelas belum terkuasai guru. 2. Kondisi
Kesehatan yangkurang baik.
Tantangan
dari luar diri guru di antaranya: 1. Laptop
yang digunakan sebagai media pembelajaran terkendala karena lambat.
Pihak
yang terlibat: 1. Saya
sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam
mengatasi permasalahan dan meningkatkan daya ingat peserta didik. 2. Peserta
didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian. 3. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL. 4. Guru
kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran. 5. Guru
kelas dan III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran. 6. Dosen
dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL. 7. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama
kegiatan PPG. 8. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran
pembelajaran. |
Aksi: Langkah-langkah
apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang
digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat/apa asaja sumber daya
atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini. |
Berdasarkan
permasalahan yang dihadapi guru, kajian literatur, wawancara yang dilakukan
kepada rekan sejawat, kepala sekolah, dan pakar pendidikan, maka
langkah-langkah , strategi dan proses yang dilakukan yaitu: 1. Mengerjakan
semua tugas yang terdapat di dalam LMS dengan bimbingan dosen dan guru pamong
yang terdiri dari: a. Mengidentifikasi
masalah yang dihadapi di kelas. b. Menganalisis
masalah yang telah diidentifikasi. c. Mengeksplorasi
penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur dari berbagai sumber, baik
dari modul, jurnal dan hasil wawancara dari berbagai pihak. d. Mencari
akar penyebab masalah dari hsil eksplorasi masalah. e. Menganalisis
akar penyebab masalah. f.
Mengeksplorasi alternatif solusi
dari masalah yang akan diselesaikan dengan melakukan kajian literatur. g. Menganalisis
alternatif solusi. h. Mengeksplorasi
alternatif solusi. i.
Memilih solusi yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi. j.
Menganalisis penentuan solusi. k. Menganalisis
alternatif solusi. l.
Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang sesuai dengan alternatif solusi berbasis TPACK. m. Membuat
bahan ajar yang dapat menarik peserta didik. n. Membuat
media pembelajaran yang inovatif. o. Membuat
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). p. Membuat
instrument penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. q. Membuat
rencana evaluasi dan refleksi berupa angket peserta didik, lembar observasi,
lembar wawancara, artefak hasil penilaian. r.
Melaksanakan kegiatan aksi sesuai
dengan perangkat aksi yang telah direncakan disetiap aksinya. s. Melakukan
perekeman baik melalui zoom ataupun kamera handphone. t.
Melakukan kegiatan aksi yang
langsung disaksikan oleh dosen dan guru pamong melalui zoom (sit in)
dengan durasi waktu 15-20 menit. u. Melakukan
editing video pembelajaran menjadi 15 menit. v. Mengunggah
video full dan video yang telah
diedit. w. Melakukan
refleksi dari aksi yang telah dilakukan. x. Mempresentasikan
hasil refleksi dan menayangkan video yang telah diedit saat zoom refleksi. y. Memperoleh
bimbingan dan penilaian dari dosen dan guru pamong untuk pelaksanaan aksi dan
refleksi. z. Melakukan
kegiatan kolaborasi dan diskusi dengan rekan-rekan mahasiswa PPG kelompok 4
baik melalui LMS ataupun Whatsapp. 2. Untuk
menghadapi tantangan pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik, guru harus cerdik dalam menentukan model
pembelajaran dan materi yang akan disampaikan dalam mengatasi permasalahan
rendahnya daya ingat peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Selain
itu, agar setiap peserta didik dapat terlibat langsung maka guru
mengelompokkan peserta didik secara heterogen agar bisa membangkitkan
keinginan peserta didik untuk aktif selama pembelajaran. 3. Untuk
menghadapi tantangan pembuatan bahan ajar yang kurang menarik, guru membuat
sendiri bahan ajar yang akan disampaikan. Bahan ajar dibuat sendiri agar
materi dan tujuan yang ingin dicapai dapat sesuai. Selain itu, guru
menyajikan gambar, cerita dan warna yang lebih menarik dalam pembuatan bahan
ajar. 4. Untuk
menghadapi media pembelajaran yang kurang inovatif, guru menggunakan media
pembelajaran secara langsung berupa contoh-contoh pengelolan 4R. 5. Untuk
menghadapi tantangan penggunaan teknologi sebagai sarana belajar, guru
menggunakan teknologi berupa laptop, projector, dan speaker. 6. Untuk
menghadapi tantangan dalam penilaian, guru melakukan penilaian yang
menyeluruh terhadap peserta didik baik dalam penilaian kognitif, afektif dan
psikomotor. Tak lupa, disertakan pula instrument dan rubrik penilaian dari
setiap aspeknya. 7. Untuk
mengatasi permasalahan rendahnya daya ingat peserta didik terhadap materi
ajar, pembelajaran dibuat dengan melakukan pembuatan proyek agar pembelajaran
mempunyai kesan tersendiri bagi peserta didik 8. Untuk
mengatasi keterbatasan teknologi, guru meminjam sarana ke luar sekolah.
Pihak-pihak
yang terlibat dalam kegiatan PPL: 1. Saya
sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam
mengatasi permasalahan dan meningkatkan daya ingat peserta didik terhadap
suatu materi ajar. 2. Peserta
didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian. 3. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL. 4. Guru
kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran. 5. Guru
kelas III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran. 6. Dosen
dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL. 7. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama
kegiatan PPG. 8. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran
pembelajaran.
Sumber
daya yang digunakan dalam kegiatan PPL: 1. buku
dan artikel mengenai model pembelajaran inovatif, yaitu Project Based
Learning. 2. Buku
guru kelas IV SD. 3. Buku
peserta didik kelas IV SD. 4. Bupena
kelas IV. 5. Contoh
media pengelolaan sampah organik dan non organik. 6. Laptop. 7. Projector. 8. Speaker. 9. Kabel
terminal. 10. Tripod. 11. Printer. 12. Jaringan
internet. 13. Alat
tulis kantor (ATK). |
Refleksi
Hasil dan Dampak Bagaimana
dampak dari aksi dan Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya
efekstif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait
dengan strategi yang dilakukan, apa yang menjadi factor keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut? |
Dampak
dari Langkah-langkah yang telah dilakukan pada aksi 2: 1. Penggunaan
model Project Based Learning (PjBL) berbantuan contoh media
pengelolaan sampah berhasil meningkatkan daya ingat peserta didik terhadap
suatu materi ajar. Hal ini dapat dilihat hasil angket kepada peserta didik. 97%
peserta didik merasa sangat puas dengan pembelajaran yang telah dilakukan dan
antusiasme serta rasa keingintahuan peserta didik juga baik. 2. Penggunaan
model Project Based Learning (PjBL) berbantuan contoh media
pengelolaan sampah berhasil meningkatkan aspek spiritual, sikap sosial,
kognitif dan psikomotor peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sikap
spiritual yang didapatkan rata-rata sangat baik, sikap social baik, aspek
kognitif rata-ratanya adalah 79 dan aspek psikomotor memperoleh presentase 90,3%
dengan kategori baik.
Respon
orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan: 1. Guru a. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan oleh rekan sejawat dengan penerapan model Project
Based Learning (PjBL) berbantuan media pengelolaan 4R dapat menyelesaikan
permasalahan rendahnya daya ingat peserta didik terhadap suatu materi ajar,
guru mendapatkan presentase 83% dengan kategori baik dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. b. Berdasarkan
hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan sudah inovatif, berbeda dari pembelajaran sehari-hari. Guru
sudah mampu membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD dan lembar
penilaian serta menggunakan teknologi dalam pembelajarannya. Hal ini tentu
saja mampu meningkatkan daya ingat peserta didik terhadap suatu materi ajar. 2. Peserta
didik Hasil
angket peserta didik diperoleh hasil yang sangat memuaskan yaitu 96% peserta
didik senang mengikuti pembelajaran yang dilakukan.
Factor
keberhasilan 1. Penggunaan
model Projectj Based Learning (PBL) dengan mengelompokkan peserta
didik secara heterogen dapat membantu peserta didik lainnya aktif dalam
pembelajaran. 2. Media
berbasis teknologi jarang digunakan sehingga antusiasme pserta didik sangat
tinggi dalam mengikuti pembelajaran. 3. Media
pembelajaran yang bisa dipraktikkan oleh peserta didik secara langsung. 4. Dosen
dan guru pamong yang selalu memberikan bimbingan selama pembuatan rencana
aksi dan pelaksanaan aksi. 5. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang selalu memberikan saran dan motivasi selama
kegiatan berlangsung. 6. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang yang selalu memberikan arahan dan dukungan dalam
melaksanakan kegiatan PPL. 7. Guru
kelas III SDN 5 Cangkuang yang membantu dalam perekaman video. 8. Murid
kelas IV A SDN 5 Cangkuang yang mengikuti kegiatan pembelajaran selama aksi
berlangsung. 9. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan projector sehingga pembelajaran
berbasis IT dapat berlangsung. Dan 10. Keluarga
yang selalu mendukung dan memberikan do’a.
Factor
ketidakberhasilan 1. Tidak
ada operator selama pembelajaran berlangsung. 2. durasi
perekaman video yang terbatas sehingga harus terpotong menjadi beberapa
rekaman.
Pembelajaran
dari keseluruhan proses: 1. Penggunaan
model pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan daya ingat peserta didik
terhadap materi suatu ajar. 2. Penggunaan
media berbasis teknologi dan pembuatan proyek dapat meningkatkan antusiasme
peserta didik dalam mengatasi rendahnya daya ingat peserta didik terhadap
suatu materi ajar. 3. Guru
harus bisa menguasai keterampilan mengelolan kelas dengan baik. 4. Media
pembelajaran harus bervariatif, ada yang digunakan secara langsung oleh
peserta didik atau hanya dilihat saja. |
LK
3.1 Menyusun Best Practice Aksi 3
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)
Menggunakan Metode STAR
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Murid dalam
Pembelajaran
Lokasi |
SDN
5 Cangkuang |
Lingkup
Pendidikan |
Sekolah
Dasar |
Tujuan
yang Ingin Dicapai |
PPL
Aksi ke-3 Pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik dengan menggunakan model Project Based
Learning (PjBL), berbantuan media jam matahari sederhana |
Penulis |
Halimah
Sya’idah, S.Pd. |
Tanggal |
13
November 2022 |
Situasi: Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggungjawab anda dalam praktik ini. |
Pembelajaran
yang sering terjadi adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Peserta
didik menjadi pasif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang demikian sangat
familiar dalam dunia Pendidikan karena pembelajaran tersebut sangat
memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Artinya, guru tidak perlu
menyiapkan rencana kegiatan atau media pembelajaran serta memilih metode yang
inovatif karena tentunya akan lebih rumit dalam segi persiapannya. Adapun
kondisi yang menjadi latar belakang masalah pembelajaran yang berpusat pada
guru : 1. Guru
menganggap sumber pengetahuan hanya dari guru. 2. Tidak
adanya inisiatif untuk melakukan pembelajaran secara interaktif. 3. Minimnya
pengetahuan mengenai pendekatan, model, metode dan stategi pembelajaran.
Praktik
ini penting dibagikan karena: 1. Penerapan
model Project Based Learning termasuk salah satu medel yang inovatif
yang dapat membuat peserta didik menjadi pusat dalam pembelajaran. 2. Pembelajaran
berbasis IT dapat meningkatkan antusiasme dan rasa ingin tahu peserta didik
terhadap masalah yang dihadapi. 3. Pembelajaran
yang dilakukan berbasis proyek sehingga peserta didik akan mengingat aktifitas
yang ada di dalamnya. 4. Pembelajaran
dilakukan praktik pembuktian terhadap sifat cahaya. 5. Pembelajaran
berbasis proyek yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta
didik lebih antusias dan rasa ingin tahunya pun semakin tinggi. 1. Penerapan
model Project Based Learning berbasis IT bisa dijadikan referensi bagi
pendidik untuk menggunakannya dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik.
Peran
dan tanggungjawab saya dalam praktik ini: 1. Memperoleh
bimbingan dari dosen dan guru pamong dalam pembuatan perangkat pembelajaran
agar dapat menyelesaikan permasalahan, yaitu pembelajaran yang berpusat pada
guru. 2. Berdiskusi
secara aktif baik syncronus atau asyncronus dengan dosen dan
guru pamong serta rekan kelompok PPG dalam pembuatan perangkat pembalajaran
serta dalam pelaksanaan aksi. 3. Mendapat
penilaian dan penguatan dari dosen dan guru pamong. 4. Melaksanakan
kegiatan PPL di SDN 5 Cangkuang. 5. Melaporkan
hasil kegiatan PPL dengan mengupload video ke LMS dan mendapat penilaian dari
dosen dan guru pamong. |
Tantangan: Apa
saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat? |
Tantangan
untuk mencapai tujuan meningkatkan motivasi belajar murid pada mata pelajaran
matematika berasal dari dalam diri guru (internal) dan dari luar guru
(eksternal). Tantangan
dari dalam diri guru di antaranya: 1. Kemampuan
dalam mengelola kelas belum terkuasai guru.
Tantangan
dari luar diri guru di antaranya: 1. Laptop
yang digunakan sebagai media pembelajaran terkendala karena tidak terhubung
dengan speaker. 2. Ada
kelompok yang tidak membawa senter dan mati senternya.
Pihak
yang terlibat: 1. Saya
sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam
mengatasi permasalahan pembelajaran yang berpusat pada guru. 2. Peserta
didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian. 3. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL. 4. Guru
kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran. 5. Guru
kelas III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran. 6. Dosen
dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL. 7. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama
kegiatan PPG. 8. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran
pembelajaran. |
Aksi: Langkah-langkah
apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang
digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat/apa asaja sumber daya
atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini. |
Berdasarkan
permasalahan yang dihadapi guru, kajian literatur, wawancara yang dilakukan
kepada rekan sejawat, kepala sekolah, dan pakar pendidikan, maka
langkah-langkah , strategi dan proses yang dilakukan yaitu: 1. Mengerjakan
semua tugas yang terdapat di dalam LMS dengan bimbingan dosen dan guru pamong
yang terdiri dari: a. Mengidentifikasi
masalah yang dihadapi di kelas. b. Menganalisis
masalah yang telah diidentifikasi. c. Mengeksplorasi
penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur dari berbagai sumber, baik
dari modul, jurnal dan hasil wawancara dari berbagai pihak. d. Mencari
akar penyebab masalah dari hsil eksplorasi masalah. e. Menganalisis
akar penyebab masalah. f.
Mengeksplorasi alternatif solusi
dari masalah yang akan diselesaikan dengan melakukan kajian literatur. g. Menganalisis
alternatif solusi. h. Mengeksplorasi
alternatif solusi. i.
Memilih solusi yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi. j.
Menganalisis penentuan solusi. k. Menganalisis
alternatif solusi. l.
Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang sesuai dengan alternatif solusi berbasis TPACK. m. Membuat
bahan ajar yang dapat menarik peserta didik. n. Membuat
media pembelajaran yang inovatif. o. Membuat
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). p. Membuat
instrument penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. q. Membuat
rencana evaluasi dan refleksi berupa angket peserta didik, lembar observasi,
lembar wawancara, artefak hasil penilaian. r.
Melaksanakan kegiatan aksi sesuai
dengan perangkat aksi yang telah direncakan disetiap aksinya. s. Melakukan
perekeman baik melalui zoom ataupun kamera handphone. t.
Melakukan kegiatan aksi yang
langsung disaksikan oleh dosen dan guru pamong melalui zoom (sit in)
dengan durasi waktu 15-20 menit. u. Melakukan
editing video pembelajaran menjadi 15 menit. v. Mengunggah
video full dan video yang telah
diedit. w. Melakukan
refleksi dari aksi yang telah dilakukan. x. Mempresentasikan
hasil refleksi dan menayangkan video yang telah diedit saat zoom refleksi. y. Memperoleh
bimbingan dan penilaian dari dosen dan guru pamong untuk pelaksanaan aksi dan
refleksi. z. Melakukan
kegiatan kolaborasi dan diskusi dengan rekan-rekan mahasiswa PPG kelompok 4
baik melalui LMS ataupun Whatsapp. 2. Untuk
menghadapi tantangan pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan
peserta didik, guru harus cerdik dalam menentukan model pembelajaran dan
materi yang akan disampaikan dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang
berpusat pada guru. Selain itu, agar setiap peserta didik dapat terlibat
langsung maka guru mengelompokkan peserta didik secara heterogen agar bisa
membangkitkan keinginan peserta didik untuk aktif selama pembelajaran. 3. Untuk
mengatasi peserta didik yang tidak membawa senter atau senternya mati,
peserta didik diberi pinjam oleh kelompok lain dan dari peralatan yang dibawa
oleh guru. 4. Untuk
menghadapi tantangan pembuatan bahan ajar yang kurang menarik, guru membuat
sendiri bahan ajar yang akan disampaikan. Bahan ajar dibuat sendiri agar
materi dan tujuan yang ingin dicapai dapat sesuai. Selain itu, guru menyajikan
gambar, cerita dan warna yang lebih menarik dalam pembuatan bahan ajar. 5. Untuk
menghadapi media pembelajaran yang kurang inovatif, guru menggunakan media
pembelajaran secara langsung berupa pembuatan proyek dan praktik untuk
membuktikan sifat cahaya. 6. Untuk
menghadapi tantangan penggunaan teknologi sebagai sarana belajar, guru
menggunakan teknologi berupa laptop, projector, dan speaker. 7. Untuk
menghadapi tantangan dalam penilaian, guru melakukan penilaian yang
menyeluruh terhadap peserta didik baik dalam penilaian kognitif, afektif dan
psikomotor. Tak lupa, disertakan pula instrument dan rubrik penilaian dari
setiap aspeknya. 8. Untuk
mengatasi permasalahan pembelajaran yang berpusat pada guru, pembelajaran
dibuat dengan melakukan pembuatan proyek agar pembelajaran berpusat pada
peserta didik. 9. Untuk
mengatasi keterbatasan teknologi, guru meminjam sarana ke luar sekolah.
Pihak-pihak
yang terlibat dalam kegiatan PPL: 1. Saya
sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam
mengatasi permasalahan pembelajaran yang berpusat pada guru. 2. Peserta
didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian. 3. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL. 4. Guru
kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran. 5. Guru
kelas III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran. 6. Dosen
dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL. 7. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama kegiatan
PPG. 8. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran
pembelajaran.
Sumber
daya yang digunakan dalam kegiatan PPL: 1. buku
dan artikel mengenai model pembelajaran inovatif, yaitu Project Based
Learning. 2. Buku
guru kelas IV SD. 3. Buku
peserta didik kelas IV SD. 4. Bupena
kelas IV. 5. Media
jam matahari sederhana. 6. Senter. 7. Gelas
bening. 8. Cermin
datar. 9. Pensil. 10. Laptop. 11. Projector. 12. Speaker. 13. Kabel
terminal. 1. Tripod. 2. Printer. 3. Jaringan
internet. 4. Alat
tulis kantor (ATK). |
Refleksi
Hasil dan Dampak Bagaimana
dampak dari aksi dan Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya
efekstif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait
dengan strategi yang dilakukan, apa yang menjadi factor keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut? |
Dampak
dari Langkah-langkah yang telah dilakukan pada aksi 3: 1. Penggunaan
model Project Based Learning (PjBL) berbantuan media jam matahari
sederhana dan mempraktikkannya berhasil menyelesaikan permasalahan
pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal ini dapat dilihat hasil angket
kepada peserta didik. 90% peserta didik merasa sangat puas dengan
pembelajaran yang telah dilakukan dan antusiasme serta rasa keingintahuan
peserta didik juga baik. 2. Penggunaan
model Project Based Learning (PjBL) berbantuan media media jam
matahari sederhana berhasil meningkatkan aspek spiritual, sikap sosial,
kognitif dan psikomotor peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sikap
spiritual yang didapatkan rata-rata sangat baik, sikap social baik, aspek
kognitif rata-ratanya adalah 82 dan aspek psikomotor memperoleh presentase 94%
dengan kategori sangat baik.
Respon
orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan: 1. Guru a. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan oleh rekan sejawat dengan penerapan model Project
Based Learning (PjBL) berbantuan media jam matahari sederhana dapat
menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang berpusat pada guru, guru
mendapatkan presentase 81,7% dengan kategori baik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. b. Berdasarkan
hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan sudah inovatif, berbeda dari pembelajaran sehari-hari. Guru
sudah mampu membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD dan lembar
penilaian serta menggunakan teknologi dalam pembelajarannya. 2. Peserta
didik Hasil
angket peserta didik diperoleh hasil yang sangat memuaskan yaitu 89% peserta
didik senang mengikuti pembelajaran yang dilakukan.
Factor
keberhasilan 1. Penggunaan
model Projectj Based Learning (PBL) dengan mengelompokkan peserta
didik secara heterogen dapat membantu peserta didik lainnya aktif dalam
pembelajaran. 2. Media
berbasis teknologi jarang digunakan sehingga antusiasme pserta didik sangat
tinggi dalam mengikuti pembelajaran. 3. Media
pembelajaran yang bisa dipraktikkan oleh peserta didik secara langsung. 4. Dosen
dan guru pamong yang selalu memberikan bimbingan selama pembuatan rencana
aksi dan pelaksanaan aksi. 5. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang selalu memberikan saran dan motivasi selama
kegiatan berlangsung. 6. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang yang selalu memberikan arahan dan dukungan dalam
melaksanakan kegiatan PPL. 7. Guru
kelas III SDN 5 Cangkuang yang membantu dalam perekaman video. 8. Murid
kelas IV A SDN 5 Cangkuang yang mengikuti kegiatan pembelajaran selama aksi
berlangsung. 9. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan projector sehingga pembelajaran
berbasis IT dapat berlangsung. Dan 10. Keluarga
yang selalu mendukung dan memberikan do’a.
Faktor
ketidakberhasilan 1. Tidak
ada operator selama pembelajaran berlangsung. 2. Durasi
perekaman video yang terbatas sehingga harus terpotong menjadi beberapa
rekaman. 3. Laptop
yang tidak terhubung dengan speaker.
Pembelajaran
dari keseluruhan proses: 1. Penggunaan
model pembelajaran yang sesuai dapat merubah pembelajaran menjadi berpusat
pada peserta didik. 2. Penggunaan
media berbasis teknologi dan pembuatan proyek dapat meningkatkan antusiasme
peserta didik dalam mengatasi pembelajaran yang berpusat pada guru. 3. Guru
harus bisa menguasai keterampilan mengelolan kelas dengan baik. 4. Media
pembelajaran harus bervariatif, ada yang digunakan secara langsung oleh
peserta didik atau hanya dilihat saja. |
LK
3.1 Menyusun Best Practice Aksi 4
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)
Menggunakan Metode STAR
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Murid dalam
Pembelajaran
Lokasi |
SDN
5 Cangkuang |
Lingkup
Pendidikan |
Sekolah
Dasar |
Tujuan
yang Ingin Dicapai |
PPL
Aksi ke-4 Meningkatkan
pemahaman peserta didik mengenai soal berbasis HOTS |
Penulis |
Halimah
Sya’idah, S.Pd. |
Tanggal
|
23
November 2022 |
Situasi: Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggungjawab anda dalam praktik ini. |
Pembelajaran
yang dilakukan di sekolah terbiasa dengan pembelajaran yang lebih menekankan
pada level kognitif 1, 2 dan 3. Selain itu, soal berbentuk cerita atau
permasalahan jarang disajikan oleh guru karena guru sendiri mengalami
kesulitan dalam menjelaskannya serta tingkat pemahaman peserta didik terhadap
suatu bacaan pun masih berada pada tingkat membaca belum memahami. Hal ini tentu
saja akan membuat guru kesulitan dalam mengajarkan dan peserta didik sulit
untuk memhami serta menyelesaikan soal HOTS yang diberikan. Adapun
kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya tingkat pemahaman
peserta didik pada soal HOTS: 1. Peserta
didik kesulitan dalam mengerjakan soal HOTS. 2. Proses
pembelajaran yang dilakukan tidak memfasilitasi atau mengarah pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi. 3. Tidak
ada kegiatan literasi sekolah untuk membantu peningkatan pemahaman peserta
didik terhadap suatu bacaan
Praktik
ini penting dibagikan karena: 1. Penerapan
model Problem Based Learning termasuk salah satu medel yang inovatif
yang dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap soal HOTS. 2. Pembelajaran
berbasis IT dapat meningkatkan antusiasme dan rasa ingin tahu peserta didik
terhadap masalah yang dihadapi. 3. Penerapan
model Problem Based Learning menggunakan metode permainan dan
dakonmatika dapat membuat peserta didik lebih mudah memahami konsep dasar
serta manfaat dari materi yang diajarkan sebelum memasuki penyelesaian
masalah. 4. Penerapan
kuis yang diikuti oleh perwakilan kelompok membuat suasana lebih ramai dengan
dukungan yang diberikan oleh masing-masing kelompok.
Peran
dan tanggungjawab saya dalam praktik ini: 1. Memperoleh
bimbingan dari dosen dan guru pamong dalam pembuatan perangkat pembelajaran
agar dapat menyelesaikan permasalahan, yaitu rendahnya pemahaman peserta
didik dalam menyelesaikan soal berbasis HOTS. 2. Berdiskusi
secara aktif baik syncronus atau asyncronus dengan dosen dan
guru pamong serta rekan kelompok PPG dalam pembuatan perangkat pembalajaran
serta dalam pelaksanaan aksi agar pemahaman peserta didik terhadap soal HOTS
dapat meningkat. 3. Mendapat
penilaian dan penguatan dari dosen dan guru pamong. 4. Melaksanakan
kegiatan PPL di SDN 5 Cangkuang. 5. Melaporkan
hasil kegiatan PPL dengan mengupload video ke LMS dan mendapat penilaian dari
dosen serta guru pamong. |
Tantangan: Apa
saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat? |
Tantangan
untuk mencapai tujuan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap soal HOTS
pada mata pelajaran matematika berasal dari dalam diri guru (internal) dan
dari luar guru (eksternal). Tantangan
dari dalam diri guru di antaranya: 1. Kemampuan
dalam mengelola kelas belum terkuasai guru.
Tantangan
dari luar diri guru di antaranya: 1. Waktu
yang digunakan dalam pembelajaran sangat terbatas, mengingat permasalahan
yang diselesaikan adalah pemahaman tentang penyelesaian soal HOTS. 2. Rendahnya
dukungan dan motivasi dari orang tua terkait pemahaman terhadap soal berbasis
HOTS. 3. Kurang
percaya dirinya peserta didik terhadap kemampuan yang dimiliki.
Pihak
yang terlibat: 1. Saya
sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam
mengatasi permasalahan dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap soal
berbasis HOTS. 2. Peserta
didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian. 3. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL. 4. Guru
kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran. 5. Guru
kelas I dan III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses
pembelajaran. 6. Dosen
dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL. 7. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama
kegiatan PPG. 8. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran
pembelajaran. |
Aksi: Langkah-langkah
apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang
digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat/apa asaja sumber daya
atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini. |
Berdasarkan
permasalahan yang dihadapi guru, kajian literatur, wawancara yang dilakukan
kepada rekan sejawat, kepala sekolah, dan pakar pendidikan, maka langkah-langkah
, strategi dan proses yang dilakukan yaitu: 1. Mengerjakan
semua tugas yang terdapat di dalam LMS dengan bimbingan dosen dan guru pamong
yang terdiri dari: a. Mengidentifikasi
masalah yang dihadapi di kelas. b. Menganalisis
masalah yang telah diidentifikasi. c. Mengeksplorasi
penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur dari berbagai sumber, baik
dari modul, jurnal dan hasil wawancara dari berbagai pihak. d. Mencari
akar penyebab masalah dari hsil eksplorasi masalah. e. Menganalisis
akar penyebab masalah. f. Mengeksplorasi
alternatif solusi dari masalah yang akan diselesaikan dengan melakukan kajian
literatur. g. Menganalisis
alternatif solusi. h. Mengeksplorasi
alternatif solusi. i. Memilih
solusi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. j. Menganalisis
penentuan solusi. k. Menganalisis
alternatif solusi. l. Membuat
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan alternatif solusi
berbasis TPACK. m. Membuat
bahan ajar yang dapat menarik peserta didik. n. Membuat
media pembelajaran yang inovatif. o. Membuat
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). p. Membuat
instrument penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. q. Membuat
rencana evaluasi dan refleksi berupa angket peserta didik, lembar observasi,
lembar wawancara, artefak hasil penilaian. r. Melaksanakan
kegiatan aksi sesuai dengan perangkat aksi yang telah direncakan disetiap
aksinya. s. Melakukan
perekeman baik melalui zoom ataupun kamera handphone. t. Melakukan
kegiatan aksi yang langsung disaksikan oleh dosen dan guru pamong melalui
zoom (sit in) dengan durasi waktu 15-20 menit. u. Melakukan
editing video pembelajaran menjadi 15 menit. v. Mengunggah
video full dan video yang telah
diedit. w. Melakukan
refleksi dari aksi yang telah dilakukan. x. Mempresentasikan
hasil refleksi dan menayangkan video yang telah diedit saat zoom refleksi. y. Memperoleh
bimbingan dan penilaian dari dosen dan guru pamong untuk pelaksanaan aksi dan
refleksi. z. Melakukan
kegiatan kolaborasi dan diskusi dengan rekan-rekan mahasiswa PPG kelompok 4
baik melalui LMS ataupun Whatsapp. 2. Untuk
menghadapi tantangan pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik, guru harus cerdik dalam menentukan model
pembelajaran dan materi yang akan disampaikan dalam mengatasi permasalahan
rendahnya pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis HOTS.
Selain itu, agar setiap peserta didik dapat terlibat langsung maka guru
mengelompokkan peserta didik secara heterogen agar bisa membangkitkan
keinginan peserta didik untuk aktif selama pembelajaran. 3. Untuk
menghadapi tantangan pembuatan bahan ajar yang kurang menarik, guru membuat
sendiri bahan ajar yang akan disampaikan. Bahan ajar dibuat sendiri agar
materi dan tujuan yang ingin dicapai dapat sesuai. Selain itu, guru
menyajikan gambar, cerita dan warna yang lebih menarik dalam pembuatan bahan
ajar. 4. Untuk
menghadapi media pembelajaran yang kurang inovatif, guru menggunakan video
dalam pembelajaran dan dakonmatika agar bisa menarik minat peserta didik. 5. Untuk
menghadapi kegiatan yang membuat peserta didik jenuh, guru melakukan kegiatan
yang variatif, yaitu dengan melakukan permainan, kuis serta ice breaking
berbasis kearifan lokal agar peserta didik lebih semangat dalam belajarnya
dan mengenal lingkungannya. 6. Untuk
menghadapi tantangan penggunaan teknologi sebagai sarana belajar, guru
menggunakan teknologi berupa laptop, projector, dan speaker. 7. Untuk
menghadapi tantangan dalam penilaian, guru melakukan penilaian yang
menyeluruh terhadap peserta didik baik dalam penilaian kognitif, afektif dan
psikomotor. Tak lupa, disertakan pula instrument dan rubrik penilaian dari
setiap aspeknya. 8. Untuk
mengatasi permasalahan rendahnya pemahaman peserta didik terhadap konsep
dasar dan manfaat dari materi yang diajarkan, guru melakukan pembelajaran
yang menyenangkan dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 9. Untuk
mengatasi keterbatasan teknologi, guru meminjam sarana ke luar sekolah.
Pihak-pihak
yang terlibat dalam kegiatan PPL: 1. Saya
sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam
mengatasi permasalahan dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap soal
berbasis HOTS. 2. Peserta
didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian. 3. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL. 4. Guru
kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran. 5. Guru
kelas I SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran. 6. Dosen
dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL. 7. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama
kegiatan PPG. 8. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran
pembelajaran. Sumber
daya yang digunakan dalam kegiatan PPL: 1. buku
dan artikel mengenai model pembelajaran inovatif, yaitu Problem Based
Learning. 2. Buku
guru kelas IV SD. 3. Buku
peserta didik kelas IV SD. 4. Bupena
kelas IV. 5. Dakonmatika. 6. Laptop. 7. Projector. 8. Speaker. 9. Kabel
terminal. 10. Tripod. 11. Printer. 12. Jaringan
internet. 13. Alat
tulis kantor (ATK). |
Refleksi
Hasil dan Dampak Bagaimana
dampak dari aksi dan Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya
efekstif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait
dengan strategi yang dilakukan, apa yang menjadi factor keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut? |
Dampak
dari Langkah-langkah yang telah dilakukan pada aksi 4: 1. Penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran
berhasil meningkatkan peserta didik
dalam memahami konsep dasar dari materi yang diajarkan. 2. Penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media dakonmatika dan
permainan berhasil meningkatkan peserta didik dalam memahami konsep dasar dan
penyelesainan masalah dari materi yang diajarkan. Hal ini dapat dilihat hasil
angket peserta didik 90% peserta didik merasa puas dengan pembelajaran yang
telah dilakukan dan antusiasme serta rasa keingintahuan peserta didik juga
baik. 1. Penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran,
dakonmatika, permainan dan kuis berhasil meningkatkan aspek spiritual, sikap
sosial, kognitif dan psikomotor peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa
sikap spiritual yang didapatkan rata-rata sangat baik, sikap social sangat baik,
aspek kognitif rata-ratanya adalah 79 dan aspek psikomotor memperoleh
presentase 90% dengan kategori sangat baik.
Respon
orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan: 1. Guru a. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan oleh rekan sejawat dengan penerapan model Problem
Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran, media dakonmatika,
permainan Langkah dan kuis dapat menyelesaikan permasalahan rendahnya pemahaman
peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis HOTS, guru mendapatkan
presentase 90,5% dengan kategori baik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. b. Berdasarkan
hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan sangat inovatif, berbeda dari pembelajaran sehari-hari.
Guru sudah mampu membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, lembar
penilaian, metode yang sangat variatif serta menggunakan teknologi dalam
pembelajarannya. Hal ini tentu saja mampu meningkatkan pemahaman peserta
didik terhadap konsep dasar dan penyelesaian soal berbasis HOTS. 2. Peserta
didik Hasil
angket peserta didik diperoleh hasil yang sangat memuaskan yaitu 95% peserta
didik senang mengikuti pembelajaran yang dilakukan.
Faktor
keberhasilan 1. Penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) dengan mengelompokkan peserta didik
secara heterogen dapat membantu peserta didik lainnya aktif dalam
pembelajaran. 2. Media
berbasis teknologi jarang digunakan sehingga antusiasme pserta didik sangat
tinggi dalam mengikuti pembelajaran. 3. Kegiatan
seperti permainan dan kuis menjadi kegiatan yang paling dinanti oleh peserta
didik dan ini terbukti dari antusiasme yang tinggi dari peserta didik. 4. Dosen
dan guru pamong yang selalu memberikan bimbingan selama pembuatan rencana
aksi dan pelaksanaan aksi. 5. Rekan
mahasiswa kelompok PPG yang selalu memberikan saran dan motivasi selama
kegiatan berlangsung. 6. Kepala
sekolah SDN 5 Cangkuang yang selalu memberikan arahan dan dukungan dalam
melaksanakan kegiatan PPL. 7. Guru
kelas I SDN 5 Cangkuang yang membantu dalam perekaman video. 8. Murid
kelas IV A SDN 5 Cangkuang yang mengikuti kegiatan pembelajaran selama aksi
berlangsung. 9. Rekan
kerja yang telah bersedia meminjamkan projector sehingga pembelajaran
berbasis IT dapat berlangsung. Dan 1. Keluarga
yang selalu mendukung dan memberikan do’a.
Faktor
ketidakberhasilan 1. Korsleting
listrik sehingga laptop untuk zoom yang harus selalu dalam kondisi mengisi
daya menjadi off, dan proyektor ikut off. 2. Tidak
ada operator selama pembelajaran berlangsung sehingga Ketika ada kendala
teknis, guru yang melaksanakan pembelajaran harus turun langsung mengatasinya. 3. Mengulang
pembelajaran dari awal. 4. Handphone
yang
digunakan untuk komunikasi dengan dosen sama dengan yang digunakan untuk
merekam. Ketika dosen menghubungi, perekaman harus dihentikan terlebih
dahulu. 1. Zoom
untuk sit in dipin, dosen dan guru pamong tidak terlihat dalam rekaman
zoom.
Pembelajaran
dari keseluruhan proses: 1. Penggunaan
model, metode dan media pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik dalam memahami konsep dasar untuk menyelesaikan permasalahan berbasis
HOTS. 2. Penggunaan
media berbasis teknologi dapat meningkatkan antusiasme peserta didik. 3. Guru
harus bisa menguasai keterampilan mengelola kelas dengan baik. 4. Media
pembelajaran harus bervariatif, ada yang digunakan secara langsung oleh
peserta didik atau hanya dilihat saja. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar