Kamis, 08 Desember 2022

BEST PRACTICE AKSI 1-4 PPG KATEGORI 2 TAHUN 2022 UNIVERSITAS PASUNDAN



 

LK 3.1 Menyusun Best Practice Aksi 1

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)

Menggunakan Metode STAR

(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Murid dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SDN 5 Cangkuang

Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar

Tujuan yang Ingin Dicapai

PPL Aksi ke-1

Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam bertanya, mengemukakan pendapat dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL), berbantuan media video pembelajaran.

Penulis           

Halimah Sya’idah, S.Pd.

Tanggal

12 Oktober 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggungjawab anda dalam praktik ini.

Pembelajaran yang dilaksanakan di SDN 5 Cangkuang terbiasa dengan pembelajaran yang bersifat pasif, peserta didik jarang sekali diberi kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat. Selain itu, jumlah peserta didik pada tingkat sebelumnya sangat melebihi dari kapasitas jumlah pesrta didik seharusnya, yaitu 57 dalam satu kelas sehingga guru merasa kesulitan untuk memfasilitasi aktifitas tersebut. Peserta didik pun sudah merasa nyaman dengan pola yang diberikan, yaitu peserta didik hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas dari guru secara tertulis.

Adapun kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya keaktifan peserta didik dalam bertanya atau mengemukakan pendapat yaitu:

1.      Malu

2.      Takut jika jawaban salah

3.      Kurangnya rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu informasi

 

Praktik ini penting dibagikan karena:

1.      Penerapan model Problem Based Learning termasuk salah satu medel yang inovatif yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik selama pembelajaran.

2.      Pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan antusiasme dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap masalah yang dihadapi.

3.      Penerapan model Problem Based Learning berbasis IT bisa dijadikan referensi bagi pendidik untuk menggunakannya dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam bertanya atau mengemukakan pendapat.

 

Peran dan tanggungjawab saya dalam praktik ini:

1.      Memperoleh bimbingan dari dosen dan guru pamong dalam pembuatan perangkat pembelajaran agar dapat menyelesaikan permasalahan, yaitu rendahnya keaktifan peserta didik dalam bertanya atau mengemukakan pendapat.

2.      Berdiskusi secara aktif baik syncronus atau asyncronus dengan dosen dan guru pamong serta rekan kelompok PPG dalam pembuatan perangkat pembalajaran serta dalam pelaksanaan aksi agar keaktifan peserta didik dalam bertanya atau mengemukakan pendapat dapat meningkat.

3.      Mendapat penilaian dan penguatan dari dosen dan guru pamong.

4.      Melaksanakan kegiatan PPL di SDN 5 Cangkuang.

5.      Melaporkan hasil kegiatan PPL dengan mengupload video ke LMS dan mendapat penilaian dari dosen dan guru pamong.

Tantangan:

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

Tantangan untuk mencapai tujuan meningkatkan keaktifan peserta didik dalam bertanya atau mengemukakan pendapat berasal dari dalam diri guru (internal) dan dari luar guru (eksternal).

Tantangan dari dalam diri guru di antaranya:

1.      Belum bisa menyediakan media pembelajaran yang bersifat langsung dan bisa dipraktikkan oleh peserta didik.

2.      Kemampuan dalam mengelola kelas belum terkuasai guru.

 

Tantangan dari luar diri guru di antaranya:

1.      Rendahnya dukungan dan motivasi dari orang tua terkait keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

2.      Kurang percaya dirinya peserta didik terhadap kemampuan yang dimiliki.

 

Pihak yang terlibat:

1.      Saya sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam mengatasi permasalahan dan meningkatkan keaktifan belajar peserta didik.

2.      Peserta didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian.

3.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL.

4.      Guru kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran.

5.      Guru kelas I dan III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran.

6.      Dosen dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL.

7.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama kegiatan PPG.

8.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran pembelajaran.

Aksi:

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat/apa asaja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru, kajian literatur, wawancara yang dilakukan kepada rekan sejawat, kepala sekolah, dan pakar pendidikan, maka langkah-langkah , strategi dan proses yang dilakukan yaitu:

1.      Mengerjakan semua tugas yang terdapat di dalam LMS dengan bimbingan dosen dan guru pamong yang terdiri dari:

a.       Mengidentifikasi masalah yang dihadapi di kelas.

b.      Menganalisis masalah yang telah diidentifikasi.

c.       Mengeksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur dari berbagai sumber, baik dari modul, jurnal dan hasil wawancara dari berbagai pihak.

d.      Mencari akar penyebab masalah dari hsil eksplorasi masalah.

e.       Menganalisis akar penyebab masalah.

f.        Mengeksplorasi alternatif solusi dari masalah yang akan diselesaikan dengan melakukan kajian literatur.

g.      Menganalisis alternatif solusi.

h.      Mengeksplorasi alternatif solusi.

i.        Memilih solusi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

j.        Menganalisis penentuan solusi.

k.      Menganalisis alternatif solusi.

l.        Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan alternatif solusi berbasis TPACK.

m.    Membuat bahan ajar yang dapat menarik peserta didik.

n.      Membuat media pembelajaran yang inovatif.

o.      Membuat LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).

p.      Membuat instrument penilaian kognitif, afektif dan psikomotor.

q.      Membuat rencana evaluasi dan refleksi berupa angket peserta didik, lembar observasi, lembar wawancara, artefak hasil penilaian.

r.        Melaksanakan kegiatan aksi sesuai dengan perangkat aksi yang telah direncakan disetiap aksinya.

s.       Melakukan perekeman baik melalui zoom ataupun kamera handphone.

t.        Melakukan kegiatan aksi yang langsung disaksikan oleh dosen dan guru pamong melalui zoom (sit in) dengan durasi waktu 15-20 menit.

u.      Melakukan editing video pembelajaran menjadi 15 menit.

v.      Mengunggah video full  dan video yang telah diedit.

w.    Melakukan refleksi dari aksi yang telah dilakukan.

x.      Mempresentasikan hasil refleksi dan menayangkan video yang telah diedit saat zoom refleksi.

y.      Memperoleh bimbingan dan penilaian dari dosen dan guru pamong untuk pelaksanaan aksi dan refleksi.

z.       Melakukan kegiatan kolaborasi dan diskusi dengan rekan-rekan mahasiswa PPG kelompok 4 baik melalui LMS ataupun Whatsapp.

2.      Untuk menghadapi tantangan pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik, guru harus cerdik dalam menentukan model pembelajaran dan materi yang akan disampaikan dalam mengatasi permasalahan rendahnya keaktifan peserta didik dalam bertanya dan mengemukakan pendapat. Selain itu, agar setiap peserta didik dapat terlibat langsung maka guru mengelompokkan peserta didik secara heterogen agar bisa membangkitkan keinginan peserta didik untuk aktif selama pembelajaran.

3.      Untuk menghadapi tantangan pembuatan bahan ajar yang kurang menarik, guru membuat sendiri bahan ajar yang akan disampaikan. Bahan ajar dibuat sendiri agar materi dan tujuan yang ingin dicapai dapat sesuai. Selain itu, guru menyajikan gambar, cerita dan warna yang lebih menarik dalam pembuatan bahan ajar.

4.      Untuk menghadapi media pembelajaran yang kurang inovatif, guru menggunakan video dalam pembelajaran agar bisa menarik minat peserta didik dan menyajikan permasalahan dalam bentuk video pula agar bisa secara kritis ditanggaapi oleh peserta didik.

5.      Untuk menghadapi tantangan penggunaan teknologi sebagai sarana belajar, guru menggunakan teknologi berupa laptop, projector, dan speaker.

6.      Untuk menghadapi tantangan dalam penilaian, guru melakukan penilaian yang menyeluruh terhadap peserta didik baik dalam penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Tak lupa, disertakan pula instrument dan rubrik penilaian dari setiap aspeknya.

7.      Untuk mengatasi permasalahan murid yang malu dan tidak percaya diri akan kemampuannya, pembelajaran dibuat agar peserta didik selalu mendapat perhatian dan apresiasi sekecil apapun tindakan positif peserta didik.

8.      Untuk mengatasi keterbatasan teknologi, guru meminjam sarana ke luar sekolah.

 

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan PPL:

1.      Saya sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam mengatasi permasalahan dan meningkatkan keaktifan belajar peserta didik.

2.      Peserta didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian.

3.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL.

4.      Guru kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran.

5.      Guru kelas I dan III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran.

6.      Dosen dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL.

7.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama kegiatan PPG.

8.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran pembelajaran.

 

Sumber daya yang digunakan dalam kegiatan PPL:

1.      buku dan artikel mengenai model pembelajaran inovatif, yaitu Problem Based Learning.

2.      Buku guru kelas IV SD.

3.      Buku peserta didik kelas IV SD.

4.      Bupena kelas IV.

5.      Laptop.

6.      Projector.

7.      Speaker.

8.      Kabel terminal.

9.      Tripod.

10.  Printer.

11.  Jaringan internet.

12.  Alat tulis kantor (ATK).

Refleksi Hasil dan Dampak

Bagaimana dampak dari aksi dan Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efekstif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, apa yang menjadi factor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?

Dampak dari Langkah-langkah yang telah dilakukan pada aksi 1:

1.      Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran berhasil meningkatkan keaktifdan peserta didik dalam bertanya atau mengemukakan pendapat. Hal ini dapat dilihat hasil angket kepada peserta didik. 85% peserta didik merasa puas dengan pembelajaran yang telah dilakukan dan antusiasme serta rasa keingintahuan peserta didik juga baik.

2.      Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran berhasil meningkatkan aspek spiritual, sikap sosial, kognitif dan psikomotor peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sikap spiritual yang didapatkan rata-rata sangat baik, sikap social baik, aspek kognitif rata-ratanya adalah 83 dan aspek psikomotor memperoleh presentase 75% dengan kategori baik.

 

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan:

1.      Guru

a.       Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh rekan sejawat dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran dapat menyelesaikan permasalahan rendahnya keaktifan peserta didik dalam bertanya atau mengemukakan pendapat, guru mendapatkan presentase 83% dengan kategori baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

b.      Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan sudah inovatif, berbeda dari pembelajaran sehari-hari. Guru sudah mampu membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD dan lembar penilaian serta menggunakan teknologi dalam pembelajarannya. Hal ini tentu saja mampu meningkatkan kekaktifan peserta didik dalam bertanya dan mengemukakan pendapat.

2.      Peserta didik

Hasil angket peserta didik diperoleh hasil yang sangat memuaskan yaitu 85% peserta didik senang mengikuti pembelajaran yang dilakukan.

 

Factor keberhasilan

1.      Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan mengelompokkan peserta didik secara heterogeny dapat membantu peserta didik lainnya aktif dalam pembelajaran.

2.      Media berbasis teknologi jarang digunakan sehingga antusiasme pserta didik sangat tinggi dalam mengikuti pembelajaran.

3.      Dosen dan guru pamong yang selalu memberikan bimbingan selama pembuatan rencana aksi dan pelaksanaan aksi.

4.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang selalu memberikan saran dan motivasi selama kegiatan berlangsung.

5.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang yang selalu memberikan arahan dan dukungan dalam melaksanakan kegiatan PPL.

6.      Guru kelas I SDN 5 Cangkuang yang membantu dalam perekaman video.

7.      Murid kelas IV A SDN 5 Cangkuang yang mengikuti kegiatan pembelajaran selama aksi berlangsung.

8.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan projector sehingga pembelajaran berbasis IT dapat berlangsung. Dan

9.      Keluarga yang selalu mendukung dan memberikan do’a.

 

Factor ketidakberhasilan

1.      Kurang focus terhadap instruksi dosen dan guru pamong saat pembelajaran.

2.      Tidak ada operator selama pembelajaran berlangsung.

3.      Handphone yang digunakan untuk komunikasi dengan dosen sama dengan yang digunakan untuk merekam. Ketika dosen menghubungi, perekaman terhenti.

4.      Zoom untuk sit in dipin, dosen dan guru pamong tidak terlihat dalam rekaman zoom.

 

Pembelajaran dari keseluruhan proses:

1.      Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam bertanya atau megemukakan pendapat.

2.      Penggunaan media berbasis teknologi dapat meningkatkan antusiasme peserta didik dalam mengatasi rendahnya keaktifan peserta didik dalam bertanya atau megemukakan pendapat.

3.      Guru harus bisa menguasai keterampilan mengelolan kelas dengan baik.

4.      Media pembelajaran harus bervariatif, ada yang digunakan secara langsung oleh peserta didik atau hanya dilihat saja.


LK 3.1 Menyusun Best Practice Aksi 2

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)

Menggunakan Metode STAR

(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Murid dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SDN 5 Cangkuang

Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar

Tujuan yang Ingin Dicapai

PPL Aksi ke-2

Meningkatkan daya ingat peserta didik terhadap suatu materi ajar dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL), berbantuan media sampah organic dan non organik

Penulis

Halimah Sya’idah, S.Pd.

Tanggal

26 Oktober 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggungjawab anda dalam praktik ini.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan akan berpengaruh terhadap hasil belajar dan daya ingat peserta didik. Pembelajaran yang bermakna akan tersimpan dalam long term memory peserta didik dan ini akan membuat hasil belajar peserta didik lebih bagus. Sebaliknya, jika pembelajaran yang dilaksanakan kurang bermakna maka pembelajaran yang diterima peserta didik akan tersimpan secara otomatis dalam short term memory. Tentu saja hal ini akan berpengaruh pada hasil belajar yang kurang memuaskan dan peserta didik akan mudah lupa terhadap materi yang telah diajarkan karena pembelajaran tidak meninggalkan kesan yang baik sehingga akan tertumpuk oleh kesan-kesan lainnya yang lebih menarik bagi peserta didik.

 

Adapun kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya daya ingat peserta didik terhadap suatu materi ajar:

1.      Pembelajaran hanya bersifat satu arah.

2.      Pembelajaran yang dilakukan kurang bermakna bagi peserta didik.

3.      Peserta didik tidak mengulang kembali materi yang sudah diajarkan.

4.      Tertumpuk dengan materi lainnya.

5.      Materi yang tersimpan oleh peserta didik hanya pada short term memory.

6.      Peserta didik tidak memperhatikan materi secara maksimal.

 

Praktik ini penting dibagikan karena:

1.      Penerapan model Project Based Learning termasuk salah satu medel yang inovatif yang dapat meningkatkan daya ingat peserta didik trehadap materi yang diajarkan.

2.      Pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan antusiasme dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap masalah yang dihadapi.

3.      Pembelajaran yang dilakukan berbasis proyek sehingga peserta didik akan mengingat aktifitas yang ada di dalamnya.

4.      Pembelajaran berbasis proyek yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik lebih antusias dan rasa ingin tahunya pun semakin tinggi.

5.      Penerapan model Project Based Learning berbasis IT bisa dijadikan referensi bagi pendidik untuk menggunakannya dalam meningkatkan daya ingat peserta didik.

 

Peran dan tanggungjawab saya dalam praktik ini:

1.      Memperoleh bimbingan dari dosen dan guru pamong dalam pembuatan perangkat pembelajaran agar dapat menyelesaikan permasalahan, yaitu rendahnya daya ingat peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.

2.      Berdiskusi secara aktif baik syncronus atau asyncronus dengan dosen dan guru pamong serta rekan kelompok PPG dalam pembuatan perangkat pembalajaran serta dalam pelaksanaan aksi.

3.      Mendapat penilaian dan penguatan dari dosen dan guru pamong.

4.      Melaksanakan kegiatan PPL di SDN 5 Cangkuang.

5.      Melaporkan hasil kegiatan PPL dengan mengupload video ke LMS dan mendapat penilaian dari dosen dan guru pamong.

Tantangan:

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

Tantangan untuk mencapai tujuan meningkatkan daya ingat peserta didik berasal dari dalam diri guru (internal) dan dari luar guru (eksternal).

Tantangan dari dalam diri guru di antaranya:

1.      Kemampuan dalam mengelola kelas belum terkuasai guru.

2.      Kondisi Kesehatan yangkurang baik.

 

Tantangan dari luar diri guru di antaranya:

1.      Laptop yang digunakan sebagai media pembelajaran terkendala karena lambat.

 

Pihak yang terlibat:

1.      Saya sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam mengatasi permasalahan dan meningkatkan daya ingat peserta didik.

2.      Peserta didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian.

3.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL.

4.      Guru kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran.

5.      Guru kelas dan III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran.

6.      Dosen dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL.

7.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama kegiatan PPG.

8.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran pembelajaran.

Aksi:

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat/apa asaja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru, kajian literatur, wawancara yang dilakukan kepada rekan sejawat, kepala sekolah, dan pakar pendidikan, maka langkah-langkah , strategi dan proses yang dilakukan yaitu:

1.      Mengerjakan semua tugas yang terdapat di dalam LMS dengan bimbingan dosen dan guru pamong yang terdiri dari:

a.       Mengidentifikasi masalah yang dihadapi di kelas.

b.      Menganalisis masalah yang telah diidentifikasi.

c.       Mengeksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur dari berbagai sumber, baik dari modul, jurnal dan hasil wawancara dari berbagai pihak.

d.      Mencari akar penyebab masalah dari hsil eksplorasi masalah.

e.       Menganalisis akar penyebab masalah.

f.        Mengeksplorasi alternatif solusi dari masalah yang akan diselesaikan dengan melakukan kajian literatur.

g.      Menganalisis alternatif solusi.

h.      Mengeksplorasi alternatif solusi.

i.        Memilih solusi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

j.        Menganalisis penentuan solusi.

k.      Menganalisis alternatif solusi.

l.        Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan alternatif solusi berbasis TPACK.

m.    Membuat bahan ajar yang dapat menarik peserta didik.

n.      Membuat media pembelajaran yang inovatif.

o.      Membuat LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).

p.      Membuat instrument penilaian kognitif, afektif dan psikomotor.

q.      Membuat rencana evaluasi dan refleksi berupa angket peserta didik, lembar observasi, lembar wawancara, artefak hasil penilaian.

r.        Melaksanakan kegiatan aksi sesuai dengan perangkat aksi yang telah direncakan disetiap aksinya.

s.       Melakukan perekeman baik melalui zoom ataupun kamera handphone.

t.        Melakukan kegiatan aksi yang langsung disaksikan oleh dosen dan guru pamong melalui zoom (sit in) dengan durasi waktu 15-20 menit.

u.      Melakukan editing video pembelajaran menjadi 15 menit.

v.      Mengunggah video full  dan video yang telah diedit.

w.    Melakukan refleksi dari aksi yang telah dilakukan.

x.      Mempresentasikan hasil refleksi dan menayangkan video yang telah diedit saat zoom refleksi.

y.      Memperoleh bimbingan dan penilaian dari dosen dan guru pamong untuk pelaksanaan aksi dan refleksi.

z.       Melakukan kegiatan kolaborasi dan diskusi dengan rekan-rekan mahasiswa PPG kelompok 4 baik melalui LMS ataupun Whatsapp.

2.      Untuk menghadapi tantangan pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik, guru harus cerdik dalam menentukan model pembelajaran dan materi yang akan disampaikan dalam mengatasi permasalahan rendahnya daya ingat peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, agar setiap peserta didik dapat terlibat langsung maka guru mengelompokkan peserta didik secara heterogen agar bisa membangkitkan keinginan peserta didik untuk aktif selama pembelajaran.

3.      Untuk menghadapi tantangan pembuatan bahan ajar yang kurang menarik, guru membuat sendiri bahan ajar yang akan disampaikan. Bahan ajar dibuat sendiri agar materi dan tujuan yang ingin dicapai dapat sesuai. Selain itu, guru menyajikan gambar, cerita dan warna yang lebih menarik dalam pembuatan bahan ajar.

4.      Untuk menghadapi media pembelajaran yang kurang inovatif, guru menggunakan media pembelajaran secara langsung berupa contoh-contoh pengelolan 4R.

5.      Untuk menghadapi tantangan penggunaan teknologi sebagai sarana belajar, guru menggunakan teknologi berupa laptop, projector, dan speaker.

6.      Untuk menghadapi tantangan dalam penilaian, guru melakukan penilaian yang menyeluruh terhadap peserta didik baik dalam penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Tak lupa, disertakan pula instrument dan rubrik penilaian dari setiap aspeknya.

7.      Untuk mengatasi permasalahan rendahnya daya ingat peserta didik terhadap materi ajar, pembelajaran dibuat dengan melakukan pembuatan proyek agar pembelajaran mempunyai kesan tersendiri bagi peserta didik

8.      Untuk mengatasi keterbatasan teknologi, guru meminjam sarana ke luar sekolah.

 

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan PPL:

1.      Saya sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam mengatasi permasalahan dan meningkatkan daya ingat peserta didik terhadap suatu materi ajar.

2.      Peserta didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian.

3.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL.

4.      Guru kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran.

5.      Guru kelas III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran.

6.      Dosen dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL.

7.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama kegiatan PPG.

8.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran pembelajaran.

 

Sumber daya yang digunakan dalam kegiatan PPL:

1.      buku dan artikel mengenai model pembelajaran inovatif, yaitu Project Based Learning.

2.      Buku guru kelas IV SD.

3.      Buku peserta didik kelas IV SD.

4.      Bupena kelas IV.

5.      Contoh media pengelolaan sampah organik dan non organik.

6.      Laptop.

7.      Projector.

8.      Speaker.

9.      Kabel terminal.

10.  Tripod.

11.  Printer.

12.  Jaringan internet.

13.  Alat tulis kantor (ATK).

Refleksi Hasil dan Dampak

Bagaimana dampak dari aksi dan Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efekstif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, apa yang menjadi factor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?

Dampak dari Langkah-langkah yang telah dilakukan pada aksi 2:

1.      Penggunaan model Project Based Learning (PjBL) berbantuan contoh media pengelolaan sampah berhasil meningkatkan daya ingat peserta didik terhadap suatu materi ajar. Hal ini dapat dilihat hasil angket kepada peserta didik. 97% peserta didik merasa sangat puas dengan pembelajaran yang telah dilakukan dan antusiasme serta rasa keingintahuan peserta didik juga baik.

2.      Penggunaan model Project Based Learning (PjBL) berbantuan contoh media pengelolaan sampah berhasil meningkatkan aspek spiritual, sikap sosial, kognitif dan psikomotor peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sikap spiritual yang didapatkan rata-rata sangat baik, sikap social baik, aspek kognitif rata-ratanya adalah 79 dan aspek psikomotor memperoleh presentase 90,3% dengan kategori baik.

 

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan:

1.      Guru

a.       Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh rekan sejawat dengan penerapan model Project Based Learning (PjBL) berbantuan media pengelolaan 4R dapat menyelesaikan permasalahan rendahnya daya ingat peserta didik terhadap suatu materi ajar, guru mendapatkan presentase 83% dengan kategori baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

b.      Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan sudah inovatif, berbeda dari pembelajaran sehari-hari. Guru sudah mampu membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD dan lembar penilaian serta menggunakan teknologi dalam pembelajarannya. Hal ini tentu saja mampu meningkatkan daya ingat peserta didik terhadap suatu materi ajar.

2.      Peserta didik

Hasil angket peserta didik diperoleh hasil yang sangat memuaskan yaitu 96% peserta didik senang mengikuti pembelajaran yang dilakukan.

 

Factor keberhasilan

1.      Penggunaan model Projectj Based Learning (PBL) dengan mengelompokkan peserta didik secara heterogen dapat membantu peserta didik lainnya aktif dalam pembelajaran.

2.      Media berbasis teknologi jarang digunakan sehingga antusiasme pserta didik sangat tinggi dalam mengikuti pembelajaran.

3.      Media pembelajaran yang bisa dipraktikkan oleh peserta didik secara langsung.

4.      Dosen dan guru pamong yang selalu memberikan bimbingan selama pembuatan rencana aksi dan pelaksanaan aksi.

5.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang selalu memberikan saran dan motivasi selama kegiatan berlangsung.

6.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang yang selalu memberikan arahan dan dukungan dalam melaksanakan kegiatan PPL.

7.      Guru kelas III SDN 5 Cangkuang yang membantu dalam perekaman video.

8.      Murid kelas IV A SDN 5 Cangkuang yang mengikuti kegiatan pembelajaran selama aksi berlangsung.

9.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan projector sehingga pembelajaran berbasis IT dapat berlangsung. Dan

10.  Keluarga yang selalu mendukung dan memberikan do’a.

 

Factor ketidakberhasilan

1.      Tidak ada operator selama pembelajaran berlangsung.

2.      durasi perekaman video yang terbatas sehingga harus terpotong menjadi beberapa rekaman.

 

Pembelajaran dari keseluruhan proses:

1.      Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan daya ingat peserta didik terhadap materi suatu ajar.

2.      Penggunaan media berbasis teknologi dan pembuatan proyek dapat meningkatkan antusiasme peserta didik dalam mengatasi rendahnya daya ingat peserta didik terhadap suatu materi ajar.

3.      Guru harus bisa menguasai keterampilan mengelolan kelas dengan baik.

4.      Media pembelajaran harus bervariatif, ada yang digunakan secara langsung oleh peserta didik atau hanya dilihat saja.




LK 3.1 Menyusun Best Practice Aksi 3

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)

Menggunakan Metode STAR

(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Murid dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SDN 5 Cangkuang

Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar

Tujuan yang Ingin Dicapai

PPL Aksi ke-3

Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL), berbantuan media jam matahari sederhana

Penulis

Halimah Sya’idah, S.Pd.

Tanggal

13 November 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggungjawab anda dalam praktik ini.

Pembelajaran yang sering terjadi adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Peserta didik menjadi pasif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang demikian sangat familiar dalam dunia Pendidikan karena pembelajaran tersebut sangat memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Artinya, guru tidak perlu menyiapkan rencana kegiatan atau media pembelajaran serta memilih metode yang inovatif karena tentunya akan lebih rumit dalam segi persiapannya.

Adapun kondisi yang menjadi latar belakang masalah pembelajaran yang berpusat pada guru :

1.      Guru menganggap sumber pengetahuan hanya dari guru.

2.      Tidak adanya inisiatif untuk melakukan pembelajaran secara interaktif.

3.      Minimnya pengetahuan mengenai pendekatan, model, metode dan stategi pembelajaran.

 

Praktik ini penting dibagikan karena:

1.      Penerapan model Project Based Learning termasuk salah satu medel yang inovatif yang dapat membuat peserta didik menjadi pusat dalam pembelajaran.

2.      Pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan antusiasme dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap masalah yang dihadapi.

3.      Pembelajaran yang dilakukan berbasis proyek sehingga peserta didik akan mengingat aktifitas yang ada di dalamnya.

4.      Pembelajaran dilakukan praktik pembuktian terhadap sifat cahaya.

5.      Pembelajaran berbasis proyek yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik lebih antusias dan rasa ingin tahunya pun semakin tinggi.

1.      Penerapan model Project Based Learning berbasis IT bisa dijadikan referensi bagi pendidik untuk menggunakannya dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

 

Peran dan tanggungjawab saya dalam praktik ini:

1.      Memperoleh bimbingan dari dosen dan guru pamong dalam pembuatan perangkat pembelajaran agar dapat menyelesaikan permasalahan, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru.

2.      Berdiskusi secara aktif baik syncronus atau asyncronus dengan dosen dan guru pamong serta rekan kelompok PPG dalam pembuatan perangkat pembalajaran serta dalam pelaksanaan aksi.

3.      Mendapat penilaian dan penguatan dari dosen dan guru pamong.

4.      Melaksanakan kegiatan PPL di SDN 5 Cangkuang.

5.      Melaporkan hasil kegiatan PPL dengan mengupload video ke LMS dan mendapat penilaian dari dosen dan guru pamong.

Tantangan:

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

Tantangan untuk mencapai tujuan meningkatkan motivasi belajar murid pada mata pelajaran matematika berasal dari dalam diri guru (internal) dan dari luar guru (eksternal).

Tantangan dari dalam diri guru di antaranya:

1.      Kemampuan dalam mengelola kelas belum terkuasai guru.

 

Tantangan dari luar diri guru di antaranya:

1.      Laptop yang digunakan sebagai media pembelajaran terkendala karena tidak terhubung dengan speaker.

2.      Ada kelompok yang tidak membawa senter dan mati senternya.

 

Pihak yang terlibat:

1.      Saya sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang berpusat pada guru.

2.      Peserta didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian.

3.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL.

4.      Guru kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran.

5.      Guru kelas III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran.

6.      Dosen dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL.

7.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama kegiatan PPG.

8.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran pembelajaran.

Aksi:

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat/apa asaja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru, kajian literatur, wawancara yang dilakukan kepada rekan sejawat, kepala sekolah, dan pakar pendidikan, maka langkah-langkah , strategi dan proses yang dilakukan yaitu:

1.      Mengerjakan semua tugas yang terdapat di dalam LMS dengan bimbingan dosen dan guru pamong yang terdiri dari:

a.       Mengidentifikasi masalah yang dihadapi di kelas.

b.      Menganalisis masalah yang telah diidentifikasi.

c.       Mengeksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur dari berbagai sumber, baik dari modul, jurnal dan hasil wawancara dari berbagai pihak.

d.      Mencari akar penyebab masalah dari hsil eksplorasi masalah.

e.       Menganalisis akar penyebab masalah.

f.        Mengeksplorasi alternatif solusi dari masalah yang akan diselesaikan dengan melakukan kajian literatur.

g.      Menganalisis alternatif solusi.

h.      Mengeksplorasi alternatif solusi.

i.        Memilih solusi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

j.        Menganalisis penentuan solusi.

k.      Menganalisis alternatif solusi.

l.        Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan alternatif solusi berbasis TPACK.

m.    Membuat bahan ajar yang dapat menarik peserta didik.

n.      Membuat media pembelajaran yang inovatif.

o.      Membuat LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).

p.      Membuat instrument penilaian kognitif, afektif dan psikomotor.

q.      Membuat rencana evaluasi dan refleksi berupa angket peserta didik, lembar observasi, lembar wawancara, artefak hasil penilaian.

r.        Melaksanakan kegiatan aksi sesuai dengan perangkat aksi yang telah direncakan disetiap aksinya.

s.       Melakukan perekeman baik melalui zoom ataupun kamera handphone.

t.        Melakukan kegiatan aksi yang langsung disaksikan oleh dosen dan guru pamong melalui zoom (sit in) dengan durasi waktu 15-20 menit.

u.      Melakukan editing video pembelajaran menjadi 15 menit.

v.      Mengunggah video full  dan video yang telah diedit.

w.    Melakukan refleksi dari aksi yang telah dilakukan.

x.      Mempresentasikan hasil refleksi dan menayangkan video yang telah diedit saat zoom refleksi.

y.      Memperoleh bimbingan dan penilaian dari dosen dan guru pamong untuk pelaksanaan aksi dan refleksi.

z.       Melakukan kegiatan kolaborasi dan diskusi dengan rekan-rekan mahasiswa PPG kelompok 4 baik melalui LMS ataupun Whatsapp.

2.      Untuk menghadapi tantangan pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik, guru harus cerdik dalam menentukan model pembelajaran dan materi yang akan disampaikan dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang berpusat pada guru. Selain itu, agar setiap peserta didik dapat terlibat langsung maka guru mengelompokkan peserta didik secara heterogen agar bisa membangkitkan keinginan peserta didik untuk aktif selama pembelajaran.

3.      Untuk mengatasi peserta didik yang tidak membawa senter atau senternya mati, peserta didik diberi pinjam oleh kelompok lain dan dari peralatan yang dibawa oleh guru.

4.      Untuk menghadapi tantangan pembuatan bahan ajar yang kurang menarik, guru membuat sendiri bahan ajar yang akan disampaikan. Bahan ajar dibuat sendiri agar materi dan tujuan yang ingin dicapai dapat sesuai. Selain itu, guru menyajikan gambar, cerita dan warna yang lebih menarik dalam pembuatan bahan ajar.

5.      Untuk menghadapi media pembelajaran yang kurang inovatif, guru menggunakan media pembelajaran secara langsung berupa pembuatan proyek dan praktik untuk membuktikan sifat cahaya.

6.      Untuk menghadapi tantangan penggunaan teknologi sebagai sarana belajar, guru menggunakan teknologi berupa laptop, projector, dan speaker.

7.      Untuk menghadapi tantangan dalam penilaian, guru melakukan penilaian yang menyeluruh terhadap peserta didik baik dalam penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Tak lupa, disertakan pula instrument dan rubrik penilaian dari setiap aspeknya.

8.      Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang berpusat pada guru, pembelajaran dibuat dengan melakukan pembuatan proyek agar pembelajaran berpusat pada peserta didik.

9.      Untuk mengatasi keterbatasan teknologi, guru meminjam sarana ke luar sekolah.

 

 

 

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan PPL:

1.      Saya sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang berpusat pada guru.

2.      Peserta didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian.

3.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL.

4.      Guru kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran.

5.      Guru kelas III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran.

6.      Dosen dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL.

7.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama kegiatan PPG.

8.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran pembelajaran.

 

Sumber daya yang digunakan dalam kegiatan PPL:

1.      buku dan artikel mengenai model pembelajaran inovatif, yaitu Project Based Learning.

2.      Buku guru kelas IV SD.

3.      Buku peserta didik kelas IV SD.

4.      Bupena kelas IV.

5.      Media jam matahari sederhana.

6.      Senter.

7.      Gelas bening.

8.      Cermin datar.

9.      Pensil.

10.  Laptop.

11.  Projector.

12.  Speaker.

13.  Kabel terminal.

1.      Tripod.

2.      Printer.

3.      Jaringan internet.

4.      Alat tulis kantor (ATK).

Refleksi Hasil dan Dampak

Bagaimana dampak dari aksi dan Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efekstif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, apa yang menjadi factor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?

Dampak dari Langkah-langkah yang telah dilakukan pada aksi 3:

1.      Penggunaan model Project Based Learning (PjBL) berbantuan media jam matahari sederhana dan mempraktikkannya berhasil menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal ini dapat dilihat hasil angket kepada peserta didik. 90% peserta didik merasa sangat puas dengan pembelajaran yang telah dilakukan dan antusiasme serta rasa keingintahuan peserta didik juga baik.

2.      Penggunaan model Project Based Learning (PjBL) berbantuan media media jam matahari sederhana berhasil meningkatkan aspek spiritual, sikap sosial, kognitif dan psikomotor peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sikap spiritual yang didapatkan rata-rata sangat baik, sikap social baik, aspek kognitif rata-ratanya adalah 82 dan aspek psikomotor memperoleh presentase 94% dengan kategori sangat baik.

 

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan:

1.      Guru

a.       Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh rekan sejawat dengan penerapan model Project Based Learning (PjBL) berbantuan media jam matahari sederhana dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang berpusat pada guru, guru mendapatkan presentase 81,7% dengan kategori baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

b.      Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan sudah inovatif, berbeda dari pembelajaran sehari-hari. Guru sudah mampu membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD dan lembar penilaian serta menggunakan teknologi dalam pembelajarannya.

2.      Peserta didik

Hasil angket peserta didik diperoleh hasil yang sangat memuaskan yaitu 89% peserta didik senang mengikuti pembelajaran yang dilakukan.

 

Factor keberhasilan

1.      Penggunaan model Projectj Based Learning (PBL) dengan mengelompokkan peserta didik secara heterogen dapat membantu peserta didik lainnya aktif dalam pembelajaran.

2.      Media berbasis teknologi jarang digunakan sehingga antusiasme pserta didik sangat tinggi dalam mengikuti pembelajaran.

3.      Media pembelajaran yang bisa dipraktikkan oleh peserta didik secara langsung.

4.      Dosen dan guru pamong yang selalu memberikan bimbingan selama pembuatan rencana aksi dan pelaksanaan aksi.

5.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang selalu memberikan saran dan motivasi selama kegiatan berlangsung.

6.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang yang selalu memberikan arahan dan dukungan dalam melaksanakan kegiatan PPL.

7.      Guru kelas III SDN 5 Cangkuang yang membantu dalam perekaman video.

8.      Murid kelas IV A SDN 5 Cangkuang yang mengikuti kegiatan pembelajaran selama aksi berlangsung.

9.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan projector sehingga pembelajaran berbasis IT dapat berlangsung. Dan

10.  Keluarga yang selalu mendukung dan memberikan do’a.

 

Faktor ketidakberhasilan

1.      Tidak ada operator selama pembelajaran berlangsung.

2.      Durasi perekaman video yang terbatas sehingga harus terpotong menjadi beberapa rekaman.

3.      Laptop yang tidak terhubung dengan speaker.

 

Pembelajaran dari keseluruhan proses:

1.      Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dapat merubah pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik.

2.      Penggunaan media berbasis teknologi dan pembuatan proyek dapat meningkatkan antusiasme peserta didik dalam mengatasi pembelajaran yang berpusat pada guru.

3.      Guru harus bisa menguasai keterampilan mengelolan kelas dengan baik.

4.      Media pembelajaran harus bervariatif, ada yang digunakan secara langsung oleh peserta didik atau hanya dilihat saja.


LK 3.1 Menyusun Best Practice Aksi 4

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)

Menggunakan Metode STAR

(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Murid dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SDN 5 Cangkuang

Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar

Tujuan yang Ingin Dicapai

PPL Aksi ke-4

Meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai soal berbasis HOTS

Penulis

Halimah Sya’idah, S.Pd.

Tanggal

23 November 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggungjawab anda dalam praktik ini.

Pembelajaran yang dilakukan di sekolah terbiasa dengan pembelajaran yang lebih menekankan pada level kognitif 1, 2 dan 3. Selain itu, soal berbentuk cerita atau permasalahan jarang disajikan oleh guru karena guru sendiri mengalami kesulitan dalam menjelaskannya serta tingkat pemahaman peserta didik terhadap suatu bacaan pun masih berada pada tingkat membaca belum memahami. Hal ini tentu saja akan membuat guru kesulitan dalam mengajarkan dan peserta didik sulit untuk memhami serta menyelesaikan soal HOTS yang diberikan.

Adapun kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya tingkat pemahaman peserta didik pada soal HOTS:

1.      Peserta didik kesulitan dalam mengerjakan soal HOTS.

2.      Proses pembelajaran yang dilakukan tidak memfasilitasi atau mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.

3.      Tidak ada kegiatan literasi sekolah untuk membantu peningkatan pemahaman peserta didik terhadap suatu bacaan

 

Praktik ini penting dibagikan karena:

1.      Penerapan model Problem Based Learning termasuk salah satu medel yang inovatif yang dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap soal HOTS.

2.      Pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan antusiasme dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap masalah yang dihadapi.

3.      Penerapan model Problem Based Learning menggunakan metode permainan dan dakonmatika dapat membuat peserta didik lebih mudah memahami konsep dasar serta manfaat dari materi yang diajarkan sebelum memasuki penyelesaian masalah.

4.      Penerapan kuis yang diikuti oleh perwakilan kelompok membuat suasana lebih ramai dengan dukungan yang diberikan oleh masing-masing kelompok.

 

Peran dan tanggungjawab saya dalam praktik ini:

1.      Memperoleh bimbingan dari dosen dan guru pamong dalam pembuatan perangkat pembelajaran agar dapat menyelesaikan permasalahan, yaitu rendahnya pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis HOTS.

2.      Berdiskusi secara aktif baik syncronus atau asyncronus dengan dosen dan guru pamong serta rekan kelompok PPG dalam pembuatan perangkat pembalajaran serta dalam pelaksanaan aksi agar pemahaman peserta didik terhadap soal HOTS dapat meningkat.

3.      Mendapat penilaian dan penguatan dari dosen dan guru pamong.

4.      Melaksanakan kegiatan PPL di SDN 5 Cangkuang.

5.      Melaporkan hasil kegiatan PPL dengan mengupload video ke LMS dan mendapat penilaian dari dosen serta guru pamong.

Tantangan:

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

Tantangan untuk mencapai tujuan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap soal HOTS pada mata pelajaran matematika berasal dari dalam diri guru (internal) dan dari luar guru (eksternal).

Tantangan dari dalam diri guru di antaranya:

1.      Kemampuan dalam mengelola kelas belum terkuasai guru.

 

Tantangan dari luar diri guru di antaranya:

1.      Waktu yang digunakan dalam pembelajaran sangat terbatas, mengingat permasalahan yang diselesaikan adalah pemahaman tentang penyelesaian soal HOTS.

2.      Rendahnya dukungan dan motivasi dari orang tua terkait pemahaman terhadap soal berbasis HOTS.

3.      Kurang percaya dirinya peserta didik terhadap kemampuan yang dimiliki.

 

Pihak yang terlibat:

1.      Saya sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam mengatasi permasalahan dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap soal berbasis HOTS.

2.      Peserta didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian.

3.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL.

4.      Guru kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran.

5.      Guru kelas I dan III SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran.

6.      Dosen dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL.

7.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama kegiatan PPG.

8.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran pembelajaran.

Aksi:

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat/apa asaja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru, kajian literatur, wawancara yang dilakukan kepada rekan sejawat, kepala sekolah, dan pakar pendidikan, maka langkah-langkah , strategi dan proses yang dilakukan yaitu:

1.      Mengerjakan semua tugas yang terdapat di dalam LMS dengan bimbingan dosen dan guru pamong yang terdiri dari:

a.    Mengidentifikasi masalah yang dihadapi di kelas.

b.    Menganalisis masalah yang telah diidentifikasi.

c.    Mengeksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur dari berbagai sumber, baik dari modul, jurnal dan hasil wawancara dari berbagai pihak.

d.    Mencari akar penyebab masalah dari hsil eksplorasi masalah.

e.    Menganalisis akar penyebab masalah.

f.     Mengeksplorasi alternatif solusi dari masalah yang akan diselesaikan dengan melakukan kajian literatur.

g.    Menganalisis alternatif solusi.

h.    Mengeksplorasi alternatif solusi.

i.      Memilih solusi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

j.      Menganalisis penentuan solusi.

k.    Menganalisis alternatif solusi.

l.      Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan alternatif solusi berbasis TPACK.

m.  Membuat bahan ajar yang dapat menarik peserta didik.

n.    Membuat media pembelajaran yang inovatif.

o.    Membuat LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).

p.    Membuat instrument penilaian kognitif, afektif dan psikomotor.

q.    Membuat rencana evaluasi dan refleksi berupa angket peserta didik, lembar observasi, lembar wawancara, artefak hasil penilaian.

r.     Melaksanakan kegiatan aksi sesuai dengan perangkat aksi yang telah direncakan disetiap aksinya.

s.     Melakukan perekeman baik melalui zoom ataupun kamera handphone.

t.      Melakukan kegiatan aksi yang langsung disaksikan oleh dosen dan guru pamong melalui zoom (sit in) dengan durasi waktu 15-20 menit.

u.    Melakukan editing video pembelajaran menjadi 15 menit.

v.    Mengunggah video full  dan video yang telah diedit.

w.  Melakukan refleksi dari aksi yang telah dilakukan.

x.    Mempresentasikan hasil refleksi dan menayangkan video yang telah diedit saat zoom refleksi.

y.    Memperoleh bimbingan dan penilaian dari dosen dan guru pamong untuk pelaksanaan aksi dan refleksi.

z.    Melakukan kegiatan kolaborasi dan diskusi dengan rekan-rekan mahasiswa PPG kelompok 4 baik melalui LMS ataupun Whatsapp.

2.      Untuk menghadapi tantangan pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik, guru harus cerdik dalam menentukan model pembelajaran dan materi yang akan disampaikan dalam mengatasi permasalahan rendahnya pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis HOTS. Selain itu, agar setiap peserta didik dapat terlibat langsung maka guru mengelompokkan peserta didik secara heterogen agar bisa membangkitkan keinginan peserta didik untuk aktif selama pembelajaran.

3.      Untuk menghadapi tantangan pembuatan bahan ajar yang kurang menarik, guru membuat sendiri bahan ajar yang akan disampaikan. Bahan ajar dibuat sendiri agar materi dan tujuan yang ingin dicapai dapat sesuai. Selain itu, guru menyajikan gambar, cerita dan warna yang lebih menarik dalam pembuatan bahan ajar.

4.      Untuk menghadapi media pembelajaran yang kurang inovatif, guru menggunakan video dalam pembelajaran dan dakonmatika agar bisa menarik minat peserta didik.

5.      Untuk menghadapi kegiatan yang membuat peserta didik jenuh, guru melakukan kegiatan yang variatif, yaitu dengan melakukan permainan, kuis serta ice breaking berbasis kearifan lokal agar peserta didik lebih semangat dalam belajarnya dan mengenal lingkungannya.

6.      Untuk menghadapi tantangan penggunaan teknologi sebagai sarana belajar, guru menggunakan teknologi berupa laptop, projector, dan speaker.

7.      Untuk menghadapi tantangan dalam penilaian, guru melakukan penilaian yang menyeluruh terhadap peserta didik baik dalam penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Tak lupa, disertakan pula instrument dan rubrik penilaian dari setiap aspeknya.

8.      Untuk mengatasi permasalahan rendahnya pemahaman peserta didik terhadap konsep dasar dan manfaat dari materi yang diajarkan, guru melakukan pembelajaran yang menyenangkan dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

9.      Untuk mengatasi keterbatasan teknologi, guru meminjam sarana ke luar sekolah.

 

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan PPL:

1.      Saya sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dan yang memberi tindakan dalam mengatasi permasalahan dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap soal berbasis HOTS.

2.      Peserta didik kelas IV A SDN 5 Cangkuang sebagai subjek penelitian.

3.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang sebagai penanggungjawab kegiatan PPL.

4.      Guru kelas I SDN 5 Cangkuang yang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran.

5.      Guru kelas I SDN 5 Cangkuang sebagai videografer selama proses pembelajaran.

6.      Dosen dan guru pamong PPG sebagai pembimbing dan penilai kegiatan PPL.

7.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang saling memberi masukan serta motivasi selama kegiatan PPG.

8.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan proyektor untuk kelancaran pembelajaran.

Sumber daya yang digunakan dalam kegiatan PPL:

1.      buku dan artikel mengenai model pembelajaran inovatif, yaitu Problem Based Learning.

2.      Buku guru kelas IV SD.

3.      Buku peserta didik kelas IV SD.

4.      Bupena kelas IV.

5.      Dakonmatika.

6.      Laptop.

7.      Projector.

8.      Speaker.

9.      Kabel terminal.

10.  Tripod.

11.  Printer.

12.  Jaringan internet.

13.  Alat tulis kantor (ATK).

Refleksi Hasil dan Dampak

Bagaimana dampak dari aksi dan Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efekstif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, apa yang menjadi factor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?

Dampak dari Langkah-langkah yang telah dilakukan pada aksi 4:

1.      Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran berhasil meningkatkan  peserta didik dalam memahami konsep dasar dari materi yang diajarkan.

2.      Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media dakonmatika dan permainan berhasil meningkatkan peserta didik dalam memahami konsep dasar dan penyelesainan masalah dari materi yang diajarkan. Hal ini dapat dilihat hasil angket peserta didik 90% peserta didik merasa puas dengan pembelajaran yang telah dilakukan dan antusiasme serta rasa keingintahuan peserta didik juga baik.

1.      Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran, dakonmatika, permainan dan kuis berhasil meningkatkan aspek spiritual, sikap sosial, kognitif dan psikomotor peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sikap spiritual yang didapatkan rata-rata sangat baik, sikap social sangat baik, aspek kognitif rata-ratanya adalah 79 dan aspek psikomotor memperoleh presentase 90% dengan kategori sangat baik.

 

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan:

1.      Guru

a.       Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh rekan sejawat dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran, media dakonmatika, permainan Langkah dan kuis dapat menyelesaikan permasalahan rendahnya pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis HOTS, guru mendapatkan presentase 90,5% dengan kategori baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

b.      Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan sangat inovatif, berbeda dari pembelajaran sehari-hari. Guru sudah mampu membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, lembar penilaian, metode yang sangat variatif serta menggunakan teknologi dalam pembelajarannya. Hal ini tentu saja mampu meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep dasar dan penyelesaian soal berbasis HOTS.

2.      Peserta didik

Hasil angket peserta didik diperoleh hasil yang sangat memuaskan yaitu 95% peserta didik senang mengikuti pembelajaran yang dilakukan.

 

Faktor keberhasilan

1.      Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan mengelompokkan peserta didik secara heterogen dapat membantu peserta didik lainnya aktif dalam pembelajaran.

2.      Media berbasis teknologi jarang digunakan sehingga antusiasme pserta didik sangat tinggi dalam mengikuti pembelajaran.

3.      Kegiatan seperti permainan dan kuis menjadi kegiatan yang paling dinanti oleh peserta didik dan ini terbukti dari antusiasme yang tinggi dari peserta didik.

4.      Dosen dan guru pamong yang selalu memberikan bimbingan selama pembuatan rencana aksi dan pelaksanaan aksi.

5.      Rekan mahasiswa kelompok PPG yang selalu memberikan saran dan motivasi selama kegiatan berlangsung.

6.      Kepala sekolah SDN 5 Cangkuang yang selalu memberikan arahan dan dukungan dalam melaksanakan kegiatan PPL.

7.      Guru kelas I SDN 5 Cangkuang yang membantu dalam perekaman video.

8.      Murid kelas IV A SDN 5 Cangkuang yang mengikuti kegiatan pembelajaran selama aksi berlangsung.

9.      Rekan kerja yang telah bersedia meminjamkan projector sehingga pembelajaran berbasis IT dapat berlangsung. Dan

1.      Keluarga yang selalu mendukung dan memberikan do’a.

 

 

 

 

Faktor ketidakberhasilan

1.      Korsleting listrik sehingga laptop untuk zoom yang harus selalu dalam kondisi mengisi daya menjadi off, dan proyektor ikut off.

2.      Tidak ada operator selama pembelajaran berlangsung sehingga Ketika ada kendala teknis, guru yang melaksanakan pembelajaran harus turun langsung mengatasinya.

3.      Mengulang pembelajaran dari awal.

4.      Handphone yang digunakan untuk komunikasi dengan dosen sama dengan yang digunakan untuk merekam. Ketika dosen menghubungi, perekaman harus dihentikan terlebih dahulu.

1.      Zoom untuk sit in dipin, dosen dan guru pamong tidak terlihat dalam rekaman zoom.

 

Pembelajaran dari keseluruhan proses:

1.      Penggunaan model, metode dan media pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam memahami konsep dasar untuk menyelesaikan permasalahan berbasis HOTS.

2.      Penggunaan media berbasis teknologi dapat meningkatkan antusiasme peserta didik.

3.      Guru harus bisa menguasai keterampilan mengelola kelas dengan baik.

4.      Media pembelajaran harus bervariatif, ada yang digunakan secara langsung oleh peserta didik atau hanya dilihat saja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar